Time Of Our Life : Dimulai

235 54 14
                                    

Sebuah resort di kawasan Lembang menjadi tempat berlangsungnya acara sakral

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah resort di kawasan Lembang menjadi tempat berlangsungnya acara sakral. Taman di resort tersebut dipenuhi dengan kursi cantik berwarna putih. Foto-foto sepasang kekasih terpampang di kiri dan kanan pintu masuk. 

Setiap pengunjung di sana diberikan bunga yang harus di sematkan di sakunya untuk tamu pria dan dijadikan gelang untuk tamu wanita. Tamu yang hadir pun dari berbagai kalangan. Dari mulai kaula muda hingga orang berumur yang memiliki jabatan. 

Sang pembawa acara mengarahkan dan memimpin mereka. Semua hadirin di persilahkan untuk duduk di kursi yang telah di sediakan. Sebentar lagi acara awal akan segera dimulai. 

Ada Davin terduduk di sebuah kursi. Posisinya memang menjadi center dan pusat perhatian tamu. Kegelisahan terlukis dari wajahnya. Hari ini merupakan hari yang ditentukan dengan satu kalimat yang ia ucapkan dengan satu tarikan nafas. 

Di hadapannya sudah ada Bram yang sebenarnya tak kalah tegang. Namun pria berumur itu menyembunyikan ketegangannya dengan senyum manis yang ia lemparkan ke arah Davin. Senyuman tersebut akhirnya membuat Davin sedikit tenang. 

Tepuk tangan meriah ketika hadir seorang gadis dengan siger sunda dan kebaya putih yang menunjang penampilannya kali ini. Kedatangan gadis tersebut membuat Davin terpana. Lala, calon istrinya perlahan menghampirinya. 

Brian yang duduk di jajaran depan kursi yang disedikan untuk perwakilan keluarga mendadak memegang tangan istrinya, Sera. Ia tak menyangka bahwa adiknya yang dulu menangis bila direbut kuacinya kini sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang siap untuk dipersunting. Brian lemah, sudut matanya mengeluarkan air mata. 

"Duh, si Lala kenapa harus cantik, sih?" Brian gengsi untuk memuji adiknya sendiri. 

Sera mencubit kecil tangan Brian. "Ya, memang seharusnya cantik kan, Mas."

Jafni yang duduk di belakang mereka bersama Surya ikut menimbrung obrolan. "Time so flies ya, Bri. Perasaan baru kemarin si Lala panik gara-gara ketahuan pacaran sama mantannya yang toxic itu. Sekarang si bawel udah mau jadi istri orang aja."

"Seenggaknya, dia sekarang sudah dapat cowok yang sayang banget dan mau memperjuangkan Lala." Kata Surya dengan kerahaman dan kedewasaannya. 

Jafni menggaruk kepalanya dengan ekspresi sebal. "Si Lala aja udah mo nikah, napa gue masih jomblo aja, sih? Gue berasa dilangkahin."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Jafni melirik ke arah Lia yang mengenakan gaun cantik. Gadis itu sibuk mengagumi penampilan Lala dari tempat duduknya. Jafni tersenyum melihat paras cantik Lia. 

Tiba-tiba saja senyumnya pudar karena tak sengaja bertemu tatap dengan pria yang duduk di sebelah Lia. Dia adalah Wildan dengan segala pesonanya. Menyadari ada Wildan di sana, Jafni menjadi sadar diri dan kembali dalam atmosfirnya. 

Surya yang menyadari arah pandang Jafni langsung menepuk pundak pria berkacamata itu. "Udah, santai aja. Jodoh nggak akan kemana, kok. Nggak usah merasa terburu-buru, gitu."

The Book Of Us : Lala & Davin Story | DAY6Where stories live. Discover now