Cover : Bertemu Teman Lama

173 37 9
                                    

Davin merapihkan berkas-berkas menumpuk yang diberikan oleh sang senior

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Davin merapihkan berkas-berkas menumpuk yang diberikan oleh sang senior. Dalam hatinya masih kalut akibat telfon Lala tadi pagi. Ia mengkhawatirkan istrinya akan kembali berpaling kepada Surya. 

Jika dipikir-pikir waktu mereka mungkin akan dihabiskan di tempat kerja. Terlebih Davin masih terhitung junior dan Lala masih menjabat sebagai asisten dosen. Tanggungjawab mereka mungkin lebih kecil dari yang lain, namun tugas mereka lebih berat. Disamping harus mengerjakan tanggungjawabnya, merekapun harus siap membantu atasannya bilamana meminta. 

Mungkin rumah hanya dijadikan tempat persinggahan untuk mereka kedepannya. Karena setelah bekerja, tubuh mereka akan kelelahan dan hanya ingin istirahat. Syukur-syukur mereka nantinya bisa pillow talk terlebih dahulu untuk menceritakan apa yang mereka lalui dalam satu hari. 

Davin membayangkan betapa seringnya Surya dan Lala berinteraksi. Terlebih meja keduanya bersebelahan. Membayangkannya saja sudah membuat Davin cemburu setengah mati. 

Tak mungkin bila ia melarang Lala untuk berhenti mengajar. Menjadi dosen adalah impiannya sedari dulu. Davinpun bisa melihat potensi itu sejak mereka sekelas. Gila saja Davin menghancurkan mimpi Lala hanya karena cemburu. 

"Waduh, ini berkas tuntutan numpuk tapi masih sempat melamun, ya."

Suara seorang pria membuat Davin kembali ke dalam atmosfirnya. Dilihatnya pria itu memperhatikannya jengkel dengan senyuman merendahkan. Tanpa permisi pria itu duduk di meja Davin yang sejujurnya hampir penuh dengan berkas-berkas dan makin sempit karena kehadirannya. 

Dia adalah senior Davin di Kejaksaan bernama Tama. Tama sudah terkenal merupakan salah satu senior yang menyebalkan dan sering mengganggu. Sikapnya selalu memandang rendah Jaksa Junior dan menjunjung tinggi senioritas. 

Tapi dibalik ke angkuhannya, Tama merupakan seorang Jaksa yang hebat. Dia sudah pernah menangani kasus-kasus besar dan tuntutannya selalu berhasil. Salah satunya adalah kasus pembunuhan berencana oleh seorang gadis kepada sahabatnya menggunakan zat bahaya yang persidangannya sampai diliput media televisi. 

"Kalo bingung tanya lah, jangan malah melamun." Saran Tama dengar nada menyindir. "Dengan melamun emang lo bakal dapat jawabannya?"

Davin menatap Tama lekat-lekat. Ingin rasanya Davin menjahit mulut Tama namun hal itu hanya bisa dikembangkan dalam imajinasinya. Sehingga Davin hanya bisa memberi tatapan membunuh yang tidak disadari oleh Tama. 

"Oke, maaf, Pak." Sesal Davin yang sebenarnya tak sesuai hatinya. 

Tama menepuk bahi Davin. "Bang aja. Kalo 'Pak' kesannya kaku banget."

"Bang apa maksudnya? Bangsat?" Ucap Davin dalam hati. 

Tama mengambil sembarang salah satu berkas yang ada di meja Davin. Ia mengeceknya beberapa saat dan bergumam sendiri. Ternyata apa yang ada di atas meja Davin merupakan kasus yang akan ia selesaikan. Mau tidak mau Davin akan banyak berinteraksi dengan Tama. 

The Book Of Us : Lala & Davin Story | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang