Time Of Our Life: Lelah

212 46 26
                                    

Brian Adik manis gimana malam pertamanya? n_n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brian
Adik manis gimana
malam pertamanya? n_n

Setelah membaca pesan dari Brian, Lala melemparkan ponselnya ke sembarang arah. Abangnya itu memang benar-benar jahil. Untung saja saat ini Lala sedang berada di Jogja. Dirinya tak bisa membayangkan bilamana bertemu Brian langsung setelah kejadian malam kemarin. Wajah tengil Brian dengan pandangan curiga Brian pasti mengganggu Lala. 

Kasur yang masih berantakan akibat kejadian malam kemarin tak mengusik Lala untuk tetap berbaring di sana. Tubuhnya begitu lemas dan persendiannya sakit. Padahal dirinya sudah mandi dan bersiap pergi. Sebagian tenaganya benar-benar terkuras. 

Davin keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit pinggangnya. Dengan santai Davin berjalan santai ke arah Lala. Ia tidak tega melihat istrinya terkulai lemas seperti itu. 

"Aduh, si cantik kecapean." Goda Davin. 

Lala malas melirik Davin, "gara-gara lo ya, sinting."

Sudah berstatus suami istri, Lala masih belum bisa mengontrol kata-kata yang sopan kepada Davin. Ia bahkan geli sendiri jika harus berkata romantis ataupun manja. Sebagian dari dirinya masih menahan gengsi. 

Davin mencium pipi sang istri. Lala bergerak karena merasa geli. Pria itu tak peduli rambutnya yang basah ikut terjun ke pipi Lala. Terlalu gemas baginya melihat Lala setiap saat. 

"Basah, Vin. Rambut lo keringin dulu." 

Akhirnya Lala protes dan menjauhkan dirinya dari Davin. Meski menjauh, Lala masih tetap berbaring. Meski lemas, tubuh Lala dipenuhi dengan serotonin yang membuatnya selalu bahagia. 

Lima menit kemudian Davin sudah berpakaian dengan santai. Hari ini mereka berencana untuk pergi ke beberapa tempat karena besok mereka harus kembali ke Bandung untuk menjalani rutinitas mereka. Bulan madu yang singkat namun sangat berharga bagi Lala dan Davin. 

Lala dan Davin berjalan ke salah satu restoran gudeg terkenal di dekat Mall Malioboro. Sudah ada Lia dan Wildan yang menunggu di sana. Karena Lala tak sanggup berjalan terlalu jauh akhirnya pasangan suami-istri itu naik becak untuk ke sana. Jaraknya cukup dekat namun Lala saja yang sedikit manja saat ini. 

Di sudut ruangan, sudah ada Wildan dan Lia dengan empat piring nasi gudeg dilengkapi dengan krecek. Meski perut Davin lapar, ia dengan sabar menuntun Lala untuk berjalan agak cepat. Kemalasan Lala menjalar ke langkahnya yang dibuat gontai. 

"Mojok mulu gue liat-liat." Hardik Davin kepada Wonpil dan Lia yang terciduk asik berdua.

Lia hanya menanggapi dengan tertawa. Mungkin ada sedikit perasaan senang dalam hati gadis itu. Padahal konotasi 'mojok' dimaksudkan Davin merupakan konotasi yang buruk. Tapi namanya juga jatuh cinta. Mana bisa dia membedakan baik dan buruk selama di sana ia disandingkan dengan gebetannya? 

The Book Of Us : Lala & Davin Story | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang