Time Of Our Life : Rindu Rumah

195 45 16
                                    

Akhir perjalanan mereka ditutup dengan menikmati Malioboro di malam hari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Akhir perjalanan mereka ditutup dengan menikmati Malioboro di malam hari. Perdebatan antara Lala dan Wildan belum usai hingga saat ini. Wildan sangat menyayangkan bahwa Lala berbulan madu ke Jogja hanya karena ingin menikmati Malioboro di malam hari. 

"Sumpahnya, gue nggak paham sama lo. Apa sih serunya?" Tanya Wildan yang kini berjalan di belakang Lala dan Davin. 

Lala menghembuskan nafasnya kesal. "Gue udah bilang, kan. Malioboro di malam hari itu romantis. Dan jam dua belas pun tempat ini masih rame."

Wildan tak menjawab Lala. Ia malah menepuk pundak Davin. "Kayaknya istri lo belum pernah ke club malam, ya?"

"Iya. Janganlah, nggak usah. Kalo mau joget-joget tinggal di rumah aja. Gue tontonin."

Semuanya terkekeh karena perkataan Davin. Semenjak memiliki hubungan spesial dengan Lala, Davin mengurangi omongan pedasnya kepada orang-orang. Mungkin kali ini Davin baru menerapkannya ke tahap pertama, yaitu teman-teman dekatnya. 

Sebelum berbelanja di Malioboro, mereka berempat makan di sebuah angkringan terkenal yang pernah Davin dan Lala kunjungi sebelumnya. Akibat terlalu lapar mata, mereka kalap mengambil beberapa jenis satai bacem dan beberapa bungkus nasi kucing. Tak lupa mereka juga memesan kopi jos yang menjadi ikon dari angkringan ini. 

"Kenapa kalo gue liat makanan langsung inget Bang Brian." Celetuk Lia. "Bang Brian harus ngabisin berapa bungkus nasi kucing biar kenyang?"

Tanpa berpikir Lala langsung menjawab. "Masalahnya, kapan dia merasa kenyang?" Mata Lala menyipit. "Lo tau sendiri nyokap gue sampai beli rice cooker dua biar gampang kalo masak nasi. Soalnya Bang Brian bisa ngabisin satu panci nasi sendiri."

Lia menggeleng-geleng tak menyangka. Bila dibayangkan, mungkin Brian memakan satu bungkus nasi kucing dengan satu lahapan. Sebegitu sukanya Brian dengan makanan. Entah itu makanan sisa atau menganggur di meja, Brian akan menyapu bersih semuanya. 

"Ngomongin dia gue jadi kangen." Aku Lala. "Gue kangen keluarga gue."

Semenjak menikah, Lala sudah tidak bertemu dengan keluarganya selama dua minggu. Ini menjadi culture shock bagi Lala sendiri. Pasalnya perempuan itu tak pernah lepas dari pantauan orangtua dan kakaknya semasa gadis. Kini Lala sudah diserahkan kepada Davin sebagai penanggungjawab yang baru. 

Davin yang mengerti langsung memegang puncak kepala Lala. "Yaudah, nanti setelah pulang dari sini kita kerumah mama sekalian antar oleh-oleh ya, Sayang."

Lala mengangguk. "Sekalian nginep boleh, nggak?"

Davin mengiyakan. "Iya, kita nginep, ya. Kasur lo masih kuat, kan?"

"Ya, kuat, lah."

Wildan dan Lia yang mengerti pesan tersirat dari Davin kepada Lala hanya bisa saling pandang. Beberapa detik kemudian mereka tertawa geli. Davin memang sedang dimabuk Lala. Sedari dulu sih, namun mabuk sekarang agak sedikit 'berbeda'. 

The Book Of Us : Lala & Davin Story | DAY6Where stories live. Discover now