Cover : Bertemu Sepupu

133 33 2
                                    

Lala memperhatikan Sean yang sibuk di depan kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lala memperhatikan Sean yang sibuk di depan kelas. Dengan membawa nama Doni, pria itu membagikan makanan ke teman-teman sekelas mereka. Lala yang seharusnya membantu malah diam. Dalam hati sejujurnya Lala muak dengan pencitraan Doni dan selalu berkampanye dalam segala kondisi.

Teman-teman sekelas yang rata-rata sudah berumur begitu antusias mengantre untuk mendapatkan steak yang sudah dibungkus dengan serapi mungkin agar bisa dimakan di rumah. Bukan hanya satu, Sean membagikan makanan tersebut sesuai jumlah orang dalam rumahnya masing-masing.

"Makasih ya, Nak Sean. Semoga Om kamu terpilih nanti." Ucap Marinto, seorang polisi yang melanjutkan pendidikannya ke magister.

Sean dengan senyuman tulus mengaminkan doa Marinto. "Iya, Pak. Ini buat keluarga di rumah. Hati-hati di jalan."

Setelah mendapatkan bungkusan makanan yang dibagikan Sean, para mahasiswa magister satu persatu meninggalkan kelas karena mengingat hari sudah malam. Kebanyakan perkuliahan untuk magister dilakukan malam hari. Jika ada jadwal pagi biasanya kelas tersebut dilaksanakan hari sabtu dan minggu.

"Enak banget lo. Cuma diem doang." Celetuk Sean melihat Lala yang sudah bangkit dari kursinya.

Lala nyengir memamerkan giginya. "Kakak nggak minta bantuan tuh. Kerain gue bukan dalam rangka campaign-nya Ayah Doni."

Sean sejujurnya bisa menangkap sarkasme yang dilayangkan oleh Lala. Namun ia tak berniat mengambil pusing ataupun menegurnya. Kerisihan Lala dengan kehadiran Sean yang sengaja dikirimkan oleh Doni sudah dapat Sean rasakan sejak awal bertemu.

Sean menyambar tasnya dan pergi meninggalkan kelas bersama Lala. Ia mengimbangi langkahnya agar dapat mengobrol dengan perempuan itu. "Pulang sendiri lo?"

Lala menggeleng, "dijemput suamiku dong."

Sean tertawa ketika Lala mengatakan pengakuannya. Ia masih belum terbiasa membayangkan sosok Davin yang kini sudah menjadi seorang suami. Terlebih memorinya sangat menempel sosok Davin kecil yang sering menangis akibat dijahili oleh Sean.

"Gue masih geli bayangin Davin yang cengeng sekarang udah jadi suami aja." Ungkap Sean dilengkapi dengan tindakannya yang bergidik geli. "Dulu dia manja banget, La. Kalo gue jailin dia ngadu ke mamanya. Kayaknya setiap terjadi sesuatu dia ngadu ke mamanya."

Lala tertarik dengan obrolan Sean. Ia membesarkan mata dengan ekspresi tak percaya. "Oh, ya, Kak? Di kampus dulu dia terkenal dingin banget padahal." Lala menyilangkan tangannya depan dada. "Pantes aja pas awal pacaran gue kaget dia manja banget."

Kini Sean yang memandang tak percaya kearah Lala. "Dih, masa sih dia berlagak so cool gitu?"

"Beneran, deh!" Ucap Lala meyakinkan.

Sean menjadi teringat akan sesuatu. Ingatannya membuat pria itu memudarkan senyumnya. "Mungkin dia mengalami perubahan setelah mamanya meninggal, sih."

The Book Of Us : Lala & Davin Story | DAY6Where stories live. Discover now