22 [Brozentro, si Pengkhianat (?)]

124 54 37
                                    

Kalo udah hari Kamis, enaknya ngopi sambil duduk-duduk manis kali, ya. Menghayal sesuatu yang mustahil terjadi dan bersantai ria seperti tanpa beban. Padahal, mah, tiap malam opertingking, dasar Abang! 😥😥

Tapi, tapi, bagaimanapun isi pikirannya, ingat, ya, RAFALEON masih ada yang siap buat klean jadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tapi, tapi, bagaimanapun isi pikirannya, ingat, ya, RAFALEON masih ada yang siap buat klean jadi.... (isi sendiri)

Oke, deh. Pokoknya happy reading, ya buat klean yang udah mau mampir ke lapak Abang!!!

 Pokoknya happy reading, ya buat klean yang udah mau mampir ke lapak Abang!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"IRFAN Mahavir Hanumbara," ucap Nada dan Devan secara bersamaan.

Tak tahu apa yang merasuki Nada, tiba-tiba ia mendongakkan kepalanya dengan netra cokelatnya yang langsung menjegil ke arah Devan. Sedangkan Devan sendiri menukikkan alisnya ke bawah sampai memiringkan kepalanya saking terkejutnya dengan nama yang disebut Nada barusan.

"Eeemm... bentar, bentar. Siapa nama yang lo sebut tadi?" tanya Devan dengan tatapan tak percaya.

"Irfan. Irfan Mahavir Hanumbara." Nada membalas tatapan Devan dengan penuh keyakinan. "Lo kenal Irfan juga?"

Devan terbungkam sejenak untuk memproses maksud dari semua ini. Kemudian tangan kanannya memijat-mijat keningnya, lalu mengacak kasar rambutnya yang tadinya sudah rapi. "Lo sendiri, gimana? Kenapa lo bisa kenal sama Irfan? Dan apa hubungan lo sama Irfan?!"

"Irfan adalah pahlawan gue, Van. Dulu gue sempat diselamatin dari insiden kecelakaan yang hampir buat gue mati di tempat."

Devan berdecak. "Irfan udah jadi pahlawan sekarang? Gila! Hebat juga, tuh cowok," monolog Devan dengan ekspresi wajah yang campur aduk. Rasa tak percaya, heran, sesak, marah, dan juga gusar berkumpul jadi satu.

"Ini bukan masalah gue takut ditinggalin sama seorang cowok atau gue terlalu bucin sama Irfan. Bahkan kenal aja gue enggak sama Irfan. Tapi entah kenapa semenjak dia menghilang gitu aja, gue jadi khawatir banget sama Irfan...," Nada melirih di akhir kata yang diucapkannya.

"Maksud lo gimana, sih? Katanya tadi Irfan adalah pahlawan, tapi sekarang, kenapa lo tiba-tiba bilang nggak kenal sama dia?" tanya Devan, karena tak paham maksud Nada. "Gue emang nyuruh lo buat to the point, tapi bukan berarti harus buat gue bingung."

RAFALEONWhere stories live. Discover now