14. pedwar ar ddeg: yr arogl dau deulu

Start from the beginning
                                    

_____________________________

"Yechezkel...sudah lama sekali, nak" wajah berkerut William terlihat seumringah melihat wajah pria muda yang dulu selalu mengekor padanya, Ya. Yechezkel selalu mengekor padanya karena pria muda itu merupakan anak didiknya semasa Hezkel masih berusia 9 tahun, tiga tahun sebelum hezkel di umumkan sebagai kandidat calon pewaris dan dilepaskan di jalanan kota F sebagai bagian pencarian jati diri dalam proses seleksi calon kandidat pewaris de Varne.

Mengingat sebesar apa Yechezkel sekarang, membuat pria tua ini merasa bangga. Sejak dulu, Hezkel selalu mengingat apa saja ajaran yang diberikan nya dan mengaplikasikannya dengan sempurna di mata William.

Kini melihatnya sudah berusia 31 tahun dan mengalami perceraian, pernah membuat pria tua ini sedih dan merasa kasihan padanya. Mengingat betapa susahnya persyaratan pewaris keluarga de Varne untuk menikah kembali. Namun, kabar dari bawahannya selama bebarapa hari terakhir, membuatnya merasa tertarik karena Hezkel di laporkan dekat dengan kedua cicitnya.

Bahkan saat menerima foto-foto jepretan bawahannya saat berada di area snow boarding, restaurant maupun pusat perbelanjaan membuatnya tersentuh.

Maka dari itu, William mengirimkan pesan pada Hezkel untuk mengunjunginya malam ini.

Setelah beberapa saat terjadi keheningan, William kembali membuka percakapan. "kudengar kau mendekati cicitku, Hezkel. apakah kau benar-benar serius melakukannya?"

"tentu saja saya serius, kakek Will."

William tersenyum, kemudian pria tua itu mulai bercerita, "kedua cicitku sangat pintar dan cerdas, bukan bermaksud memuji mereka hanya karena mereka cicitku, tapi aku benar bersungguh saat mengatakannya." menarik nafasnya, kemudian William kembali melanjutkan ceritanya.

"Di umurku yang sudah setua ini, aku belum pernah menghadapi anak senakal cucuku, Keandra. Entah apa yang salah dengan didikan kami selama ini padanya. Namun tingkat kepekaan sosialnya benar-benar buruk. Tak sepandai cicit-cicitku."

Masih sambil menatap Hezkel, William memutar-mutar cangkir kopinya.

"Cicit-cicitku, untung saja, mirip dengan ibunya. Karina. Umurnya masih 21 tahun dan wanita muda itu sangat luar biasa. Kisahnya hampir sama sepertimu. Namun bedanya, kau ditinggalkan di jalanan, sudut kota hingga hutan belantara karena proses seleksi pewaris. Namun Karina, di usir oleh keluarganya dan membawa benda-benda ala kadarnya bersamanya karena hamil anak cucuku."

Meneguk kopinya, William menyuruh Yechezkel melakukan hal yang serupa dengannya. Meminum kopinya.

"Aku ingin menolongnya, tapi Ferdinand sudah memperingarkanku untuk tidak ikut campur dengan masalah keluarganya dan juga, aku ingin lihat, seberapa kuat wanita muda itu hidup sendiri dan bertanggung jawab pada kehamilannya diusia belasan tahunnya. Dan ternyata keraguanku terbantahkan. Dia gadis hemat dan pintar. Dia ternyata memiliki cukup banyak tabungan untuk menghidupi dirinya dan membeli beberapa usaha tanpa bantuan siapapun"

Berdiri dan menuju ke arah jendela besar di ruang kerjanya, sambil memandangi taman yang berada di bawah jendelanya, William kembali melanjutkan ceritanya.

"Melihatnya, mengingatkanku padamu. Bagaimana kau memulai perusahan real estaat dan gadget ponsel milikmu di usia mu yang masih 15 tahun dan kapal pesiarmu diusia yang masih 17 tahun. Kuakui, otakmu sangat pintar. Kau memanfaatkan semua nilai-nilai ajaranku dalam berbisnis, melebihi ekspektasiku. Bahkan aku bingung, berapa sebenarnya kapasitas otakmu itu"

Berbalik dan kini membelakangi jendela ruang kerjanya untuk kembali duduk di kursinya, William kembali berkata, "sebenarnya nilai-nilai keberanian dan kecerdasanmu yang kuharapkan dimiliki oleh Keandra sebagai cucu laki-lakiku satu-satunya. Namun ternyata Winter, cucu perempuanku lah yang mampu memenuhi ekspektasiku. diluar dugaanku"

Menatap mata Hezkel tajam, William berkata dengan nada suara rendah, "Jadi, kau tahu bukan? walaupun kau murid kesayanganku, tapi jika itu menyangkut urusan keluargaku, akan berbeda. apa kamu yakin akan benar-benar mendekati cicitku?"

Tanpa babibu, Hezkel menjawab pertanyaan William dengan yakin, "Ya, benar kakek, aku ingin memiliki cicitmu, sebagai anakku"

"apa Karina mengizinkannya?"

Hezkel mengangguk. "Ya, dia mengizinkannya meskipun sepertinya tidak terlalu memahami maksud dari perkataanku."

William merilekskan raut wajahnya, dan mendesah prihatin. "sudah kuduga. Harusnya kau mendekati ibunya terlebih dahulu. baru anaknya."

Hezkel hanya tersenyum, "tidak ada kata seharusnya kakek, Ezequiel lah yang pertama kali membuatku jatuh cinta pada anak itu dan menginginkannya hidup sebagai anakku. Dan juga ketika aku bersama Eclairs hari ini, semakin meyakinkanku bahwa aku menyayangi mereka. Jika aku pertama kali bertemu dengan Karina, kurasa itu akan sulit dan menyita waktu yang lama karena aku hingga kemarin masih sangat mencintai mantan istriku melebihi apapun."

Kakek tua itu tertawa menggelegar. "Sudah kau bilang, kau itu cerdas dalam bisnis, namun sangat bodoh dalam urusan asmara. Sudah kukatakan saat itu bahwa calon istrimu bermasalah, dan kau masih tetap bodoh dan keras kepala"

Hezkel tersenyum masam mengingat kenangan pahitnya tersebut. Mencintai hingga terlihal tolol dan bodoh.

William yang melihat ekspresi Hezkel memasam, semakin tertawa lebar. "Sekarang apa rencanamu? perlu kau ketahui aku tidak ingin kehilangan cicit-cicitku. Nama Aishgard harus tetap melekat pada mereka berdua."

Mendengar perkataan William, Yechezkel menyeringai lebar. sesuai perkiraannya. batinnya.

Melihat seringaian Hezkel, Kakek tua itu bergidik ngeri. "Hentikan seringaian menakutkanmu itu, aku sudah tua. wajahmu terlihat seperti pria psikopat menyeramkan. huh! jangan membuatku menendang pantatmu!"

Tertawa terbahak. Hezkel menatap mata kakek tua itu penuh arti, "caranya mudah sekalin kakek, cukup angkat Karina menjadi anak paman Walter dan bibi Gretasya, maka semua pintu akan memudahkan rencanaku dan juga, kakek masih bisa melihat cicit-cicitmu menggunakan nama keluargamu nantinya bersama nama keluargaku, tentu saja." kata Hezkel ringan dan tanpa beban.

__________________________________

Jangan lupa Vote dan Comments nya teman-teman!

Karina, We Love You! Where stories live. Discover now