12.2. deuddeg. dau: bod yn hysbys

Mulai dari awal
                                    

Maximillan yang mendengarnya hanya mematung. "Tidak! Tidak, Ayah! Keand belum memiliki anak! Wonyoung bahkan belum hamil ayah! jangan mengada-ada."

Walter hanya tersenyum muak mendengarkan perkataan putra dungunya. Bahkan si kembar memiliki mata heterochromia dilihat darimanapun wajah cucu-cucunya sangat mirip Keandra. sebenarnya siapa yang bodoh disini? batin pria paruh baya itu berdecih.

"Bersihkan semua kekacauanmu sendiri, Keand. Jangan sampai nama Aishgard semakin tercemar karena ulah bodohmu ini. Ayah akan menyusul mama Greta ke acara pengesahan sepupumu. Pikirkan baik-baik perbuatanmu. Ayah pergi"

Dan pria paruh baya itu meninggalkan Maximillan sendiri dengan hati yang campur aduk.

Tanpa keduanya sadari, sepasang bola mata jernih melihat perdebatan mereka tadi dari awal hingga akhir. Ya, pemilik bola mata jernih itu adalah Eclairs.

Sebenarnya, saat pertama kali mendengarkan perkataan neneknya dan kakek Walternya secara tidak sengaja, sekitar enam bulan yang lalu bahwa ayahnya dan kakaknya Ezequiel adalah anak mereka yang bernama Keandra, Éclairs sempat merasa senang bahwa ayahnya ternyata masih hidup dan dekat dengannya. Batita itu, memendam hal apa yang ditemuinya sendiri karena jika bertanya pada mommy-nya, maka mommy-nya akan mengalihkan pembicaraan dan berkata akan menceritakannya lain kali. Untuk itu, semenjak enam bulan belakangan ini, Eclairs sering mengunjungi rumah kakek Walternya dan greatgrandpa nya William dengan dalih ingin bermain dengan Artheria, padahal apa yang diinginkan oleh batita itu adalah melihat seperti apa wajah ayahnya, yang katanya bernama Keandra.

Setelah berkali-kali mengalami kekecewaan karena ayahnya ternyata tidak ada saat batita itu bermain ke mansion besar Aishgard, baru pagi ini, terlihat wajah asing di living room mansion kakeknya dan pria tinggi itu ternyata bernama Keandra, nama yang sama dengan nama ayahnya! Eclairs merasa senang, karena pada akhirnya dia bertemu dengan ayahnya, dengan mengintip di balik tembok, berusaha mencuri-curi pandang ke arah ayahnya yang kini terlihat sedang sedih, Eclairs ingin memeluk ayahnya. Namun batita itu takut bahwa dia akan mengganggu pembicaraan kakek dan ayahnya.

Ternyata, kakeknya terlihat sangat marah besar hingga berteriak pada ayahnya. Ternyata ayahnya adalah ayah yang jahat. Bahkan ayahnya berkata tidak memiliki anak. Otak kecilnya dipaksa berpikir, berarti ayahnya tidak menginginkannya dan kakaknya sebagai anaknya? hal ini membuat batita itu sedih dan terpukul. Apa Clail nakal cehingga ayah tidak mau jadi ayah Clail? pikir batita itu sedih.

belalti ayah Clail nggac mau jadi ayah Clail

mengulang-ulang kata-kata itu diotak kecilnya, Eclairs berlari menuju kamar dimana kakaknya Ezequiel berada. Ya, setelah kemarin menjemput Ezequiel di kedai es krim, Artheria mengajak serta batita itu untuk menemui adik kembarnya di mansion Aishgard yang luas dan bermain bersama kakek-neneknya serta greatgrandpa nya- William.

Dengan menangis dan terisak-isak, ketika melihat keberadaan kakak kembarnya, Eclairs berkata dengan tidak beraturan dan menahan tangisnya agar tidak keras.

"Cacac, ayo pelgi. Hikc. ayah Clail nggac mau punya anac, hikc. Clail dan cacac, Clail mau hikc. pu-lang"

Masih mencerna perkataan adiknya, otak kecil Ezequiel bingung. Setelah beberapa lama keheningan,

Ezequiel bertanya pada Eclairs, "siapa Clails?"
"ay-ayah Ceandla"

Mendengar perkataan adiknya bahwa ayah yang entah siapa itu menolak mereka, Ezequiel memiringkan kepalanya, memeluk adiknya erat, setelah melepaskan pelukannya, "kak Quiel nggak tau siapa ayah Keandla itu, tapi kak Quiel udah minta ayah Hezkel buat jadi ayah kita. Ayo kita hubungi ayah Hezkel sekalang, suluh ayah jemput kita. Sebental, kakak cari onty Lia. Minta onty Lia telfon ayah Hezkel di hp kakak. Clails disini dulu, jangan kemana-mana"

Sementara itu, Ezequiel berlari menuju kamar paling ujung di lantai itu. Mansion besar Aishgard berisi tiga puluh kamar. dan kamar Ezequiel dan Eclairs berada di lantai dua. lantai yang sama dengan kamar onty Artherianya.

Sesampainya Ezequiel di pintu kamar onty-nya yang terbuka, terlihat Artheria tengah menyisir rambutnya. "onty...onty! Quiel mau ayah Hezkel, suluh sini! bilang Quiel lindu! ayo onty, sekalang cepetan!"

Terkejut karena kedatangan Ezequiel yang tiba-tiba, Artheria gelagapan dan menjatuhkan sisir yang dipegangnya.

"nanti dulu ya Eze, onty masih mau rapihin rambut ini" bujuk Artheria pada Ezequiel.

"nggak mau!, maunya sekalang! cepetan! mau ayah Hezkel" pinta Ezequiel keras kepala.

"Ya sudah, sebentar onty hubungi."

Mengambil ponsel Ezequiel di dalam tasnya, yang diletakkannya di ranjang kamarnya, Artheria mencari-cari kontak nomor yang katanya ayah hezkel keponakannya namun tidak menemukannya. "nggak ada ini Quiel, dimana nomornya"

Ezequiel mengernyit bingung. "ada kok. kata ayah Hezkel kemalin di nomor tiga!"

Tak lama kemudian, Artheria mendial angka panggilan cepat yang diberitahukan oleh Ezequiel, tak lama kemudian terdengar sambungan telfonnya telah terhubung.

Setelah memastikan bahwa benar terhubung, Artheria memberikan ponsel Quiel pada batita itu, dan tak lama kemudian terdengar kata hallo di seberang, dan Ezequiel langsung berkata dengan setengah berteriak keras, "ayah Hezkel! ini Quiel! Quiel lindu ayah! ayo jemput Quiel di lumah kakek Waltel! Quiel sama Clails mau ketemu ayah! ayo...ayo! cepetan ayah. Quiel tunggu!"

___________________________________

Jangan lupa Votements nya man teman!


Love,
Dee

Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang