11. un ar ddeg: tad

Mulai dari awal
                                    

Sore itu Nindy, tengah berada di sebuah cafe di pusat kota N, hari ini dimana Nindy bertemu dengan calon tunangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu Nindy, tengah berada di sebuah cafe di pusat kota N, hari ini dimana Nindy bertemu dengan calon tunangannya. Lebih tepatnya, calon tunangannya yang sudah di jodohkan dengannya semenjak Nindy berusia sepuluh tahun. Orang tua nya benar-benar luar biasa. Anak berumur sepuluh tahun sudah dijodohkan dengan seorang pemuda berusia delapan belas tahun. Benar-benar luar biasa gilanya kedua orang tuanya!

Astaga, memikirkannya saja membuat Nindy kesal!
Sementara ini, karena semua sudah diatur sedemikian rupa selama bertahun-tahun, Nindy hanya bisa pasrah dan mencoba menjalankannya. Mungkin begini lebih baik. Nindy tidak perlu repot-repot mencari kekasih lagi. Lagian bagi dirinya yang jomblo sejak lahir, seperti nya perjodohan ini tidaklah buruk.

Seorang pemuda mendekat menghampirinya.


"Apakah benar anda benar bernama Nindy?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah benar anda benar bernama Nindy?"

Sedikit tersentak karena keterkejutannya, Nindy kembali menormalkan ekspresinya, kemudian tersenyum tipis. "Iya benar. Dengan tuan Javas?"

"Iya saya. rrr.. menurutku, Javas terlalu asing, panggil saja Edgar" kata Edgar sambal tersenyum sambil memperhatikan Nindy. pilihan mendiang ibunya, boleh juga.

"ah.. ye, baiklah tuan Edgar. silahkan duduk" ujar Nindy sambal mempersilahkan Edgar untuk duduk di hadapannya.

"Sudah lama? maaf macet parah" ucap Edgar dengan raut wajah menyesal.

"Cukup lama sih..20 menit yang lalu kira-kira"

"Berarti sudah lama. Benar-benar maaf ya, macet parah sekitar jalan Ostmanthus Kuning depan rumah sakit Raphaelendis"

"Iya beneran tuan Edgar, tidak apa-apa kok. Tenang saja. Tapi maaf, karena tuan Edgar tadi cukup lama, saya pesankan terlebih dahulu makanannya. tidak apa-apa kan?"

"Great. nggak apa-apa. oh iya, sampai mana kita?"

Seorang pelayan café, mendatangi meja mereka berdua dan meletakkan kudapan yang telah dipesan oleh Nindy sebelumnya. Sepeninggal si pelayan café, Nindy membantu Edgar menyusun piring berisi kudapannya dan tersenyum menatap Edgar yang menatapnya.

Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang