"Kamu nggak mau ketemu Raga dulu Ngel?" Tanya umi Jannah membuat Angel terdiam.

Ia memikirkan matang-matang, apakah harus ia berpamitan pada cowok brengsek tersebut? Pikirannya sangat membenci Raga. Namun hatinya menolak semua itu! Hati kecilnya ingin menemui Raganya.

"Ya udah, Angel ke rumah Raga dulu mi, mau pamitan sama tante Vanya juga."

"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH." Suara keras dari speaker masjid membuat mereka terdiam.

"Ada pengumuman apa bi?" Abi Rahman hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban pertanyaan putrinya.

"Innalillahi wainna ilaihi rāji'un, telah pulang ke rahmatullah, saudara kita Kirana Ayu Ningtias binti bapak Teguh, semoga amal ibadahnya di terima di sisi allah SWT. Aamiin ya rabbal alamiin."

Deg

"Kirana?" Sedetik kemudian Angel terduduk lemas, menatap ke depan dengan tatapan nyalang.

Umi Jannah pun memeluk putrinya, mengusap punggung sang putri untuk menguatkan. "Sabar ya Ngel."

"Umi, Angel belum minta maaf sama Kirana. Kenapa Kirana pergi secepat ini?"

"Syuutt... udah ya Ngel. Ikhlasin Kirana, semoga husnul khotimah menyertainya."

"Aamiin."

🌼🌼🌼

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, sebentar!" Teriak Vanya dari dalam rumahnya.

"Siapa bun?" Tanya Raga keluar dari kamarnya. Vanya hanya mengedikkan bahunya acuh.

Vanya pun membuka pintu rumahnya, ia terkejut ketika mendapati sosok Angel yang terlihat berbeda dari biasanya.

"Masyaallah Angel, kamu cantik banget," pujinya membuat Angel tersenyum. "Kamu sendirian?"

"Iya tante. Umi sama abi lagi nyiapin keperluan buat Angel dulu."

"Yaudah masuk dulu ya," ajak Vanya sembari menggandeng tangan Angel. "Kamu udah tau kabar kematian Kirana?" Angel mengangguk pelan. "Umur seseorang nggak ada yang tau ya, padahal kemarin-kemarin tante lihat Kirana sehat-sehat aja. Yaudah duduk dulu Ngel."

Angel pun duduk di sofa. Ada rasa berat di hatinya, ketika dirinya harus menerima pilihan dari kedua orangtuanya. Pikirannya melayang, jika saja Raga memang benar melakukan itu padanya, bagaimana nasibnya di pesantren nanti? Jika saja ada yang mengetahui tentang berita tersebut, mau di taruh di mana muka Angel? Angel menghela napas, mencoba mengubur dalam-dalam semua fikiran negatifnya.

Vanya membawa beberapa cemilan dan es jeruk untuk Angel. Membuat Angel merasa tidak enak sendiri di buatnya.

"Repot-repot tante," ujarnya malu. Vanya hanya menggeleng dan tersenyum menanggapi.

"RAGA! INI LIHAT SIAPA YANG DATENG!" Teriak Vanya.

Angel menatap pintu kamar Raga, hatinya gugup akan mengatakan apa pada Raga. Angel bingung, tidak biasanya dia seperti ini. Meskipun dirinya kecewa pada pria tersebut, namun tidak dapat di pungkiri jika cintanya belum juga sirna.

Diary Hijrah, ANTAGONISWhere stories live. Discover now