Epilog

181 69 349
                                    

Selamat Membaca.

        "Ternyata rancangan Tuhan itu begitu indah," ucap Dara tersenyum memandang ke arah laut. "Tuhan itu sangat baik."

        "Dulu gue jahat banget sama Asya," kata Asna. "Dan gue menyesal pernah jahatin orang sebaik dia."

        Jenny yang berdiri di samping kanan Asna mengangguk kecil. "Asya sangat pantas buat bahagia."

        "Lo," Asna melirik Martha. "Gimana hubungan lo sama Ken?" Tanyanya.

        Martha tersenyum tipis. "Baik."

        "Nanti kirim semua foto kita tadi." Kata Jenny kepada Asna.

        "Foto yang mana?" Tanya Asna pikun.

        "Foto kita di pernikahan Asya dengan Alfa!" Jawab Jenny greget sendiri membuat Dara dan Martha tertawa geli.

        Asna berdehem singkat. Semua foto-foto pernikahan Asya dan Alfa ada di kameranya. Maksudnya, foto ia dan teman-temannya.

        "Lo kapan nyusul nikah?" Tanya Asna pada Jenny sambil tersenyum miring.

        "Bulan depan, doa aja." Balas Jenny membuat sahabat-sahabatnya tersenyum.

        "Cowok-cowok kita pada kemana sih?!" Kesal Asna melipat tangannya di depan dada.

        "Entah," balas Dara mengangkat bahunya.

        Senyum keempat gadis berpakaian dress putih itu seketika melebar saat melihat kapal yang di pakai oleh Asya dan Alfa mulai menjauhi pelabuhan.

        "HAPPY WEDDING ASYA ALFA!!!" Teriak Dara kuat sambil melambai-lambaikan tangannya di udara kepada Asya dan Alfa yang berada di puncak kapal.

        Asya tersenyum manis. Gadis itu melambai-lambaikan tangannya kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya yang berada di tepi pantai, sedangkan Alfa hanya tersenyum tipis melihat orang-orang terbaik dalam hidupnya itu.

        "Akhir yang manis." Gumam Jenny tersenyum.

        Dara terkejut saat merasakan seseorang memeluk pinggangnya dari belakang. Itu Kevino, cowok berkacamata hitam itu menyimpan dagunya di bahu kiri Dara.

        "So sweet," Martha mengerucutkan bibirnya melihat Dara dan Kevin.

        "Lo mau gue gituin?" Tanya Ken tiba-tiba merangkul pundak Martha.

        "Gak!" Ketus Martha membuat Ken tersenyum miring. Ken tahu, Martha itu gengsian orangnya.

        "Riko mana, Vin?" Tanya Jenny pada Kevin.

        "Tuh!" Kevin menunjuk seorang pria sedang membawa sepiring makanan. Yah, siapa lagi kalau bukan Riko. Dari tadi perasaan Riko makan mulu!

        "Entar, Jen. Gue masih laper. Makanannya enak-enak hehe, pokoknya lebih enak daripada masakan lo!" Ujar Riko cengengesan mendekati Jenny.

        Jenny ternganga kecil. "Riko ojol!! Hina, Hina terus masakan gue sampai lo puas!!"

        Riko tertawa lepas. Ia menyuapi Jenny dengan cepat sepotong kue coklat putih. Gadis itu langsung terdiam.

SimbiosisWhere stories live. Discover now