28 - The Happiness

213 193 268
                                    

28 – The Happiness

        "A-apa?" Tanya Asya gugup.

        Alfa menghembuskan napasnya panjang lalu mencondongkan tubuhnya sedikit mendekati wajah Asya. "Lo mau apa dari gue?"

        Asya menatap Alfa bengong. Gadis cantik itu lambat memproses makna pertanyaan Alfa. Hal itu membuat Alfa benar-benar ingin mencium Asya, tapi Alfa menahannya.

        "Tutup mulut. Nanti lalat masuk ke mulut lo!" Ketus Alfa membuat Asya tersadar.

        "Ah it-itu, Sya pengen boneka Panda warna hijau!" Kata Asya berbinar.

        "Emang ada?" Heran Alfa.

        Asya mengangguk kecil. "Kamu buat sendiri, terus di bonekanya harus ada tulisan tanggal jadian kita."

        Alfa mengerjap polos tanda ia tidak mengerti.

        Asya mengendus pasrah. Ia meraih tangan kiri Alfa dan meletakkan tangan itu di atas pahanya. Lalu Asya menyimpan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri Alfa. Gadis itu tersenyum manis melihat jarinya yang jauh lebih kecil dari tangan Alfa.

        "Kamu percaya kalau kita sekarang lagi bersimbiosis?" Tanya Asya pada Alfa.

        "Gak," jawab Alfa datar membuat Asya mendesis sebal. Alfa mengulum senyum, sebenarnya ia tak serius menjawab itu.

        "Sadar atau tidak," Asya menoleh melihat mata Alfa. "Dari awal kita bertemu hingga saling mengenal, hubungan anti-mainstream itu selalu terjadi setiap hari."

        "Awalnya aku iseng jahilin kamu." Kekeh Asya mengingat kejadian itu.

        "Terus kamu buat aku nangis, dan kita jauh beberapa saat. Aku kira setelah itu kita benar-benar gak bakalan baikan lagi." Ujar Asya tersenyum tipis.

        "Tapi, skenario kita gak terduga. Kamu minta maaf dan natap aku seakan mengisyaratkan sesuatu di rooftop waktu itu. Dan itulah awalnya kenapa aku ambis banget buat jadi pacar kamu." Lanjut Asya dan Alfa hanya mendengar dengan tenang.

        "Kamu bisa hitung berapa kali kamu buat aku nangis?" Tanya Asya pelan membuat Alfa membisu seribu bahasa.

        "Hadirnya kak Asna buat atmosfer Simbiosis kita menjadi lebih dingin bahkan sempat membeku."

        "Aku pengen nyerah aja buat bisa sama kamu waktu itu, tapi kamu malah nembak aku." Kata Asya tersenyum manis sambil memainkan jemari Alfa.

        "Sayangnya hubungan kita tidak selalu terjadi seperti yang aku harapkan." Asya menghembuskan napasnya panjang.

        "Nanti gue cari boneka Panda warna hijau." Ujar Alfa mengubah topik karena merasa pembahasan Asya malah membuat gadis itu semakin sedih.

        Asya memberikan ponselnya pada Alfa. "Fotoin aku di sana!" Pinta Asya sambil menunjuk ke arah pohon-pohon yang lebih bagus yang berderet di pesisir pantai itu.

        "Pakai HP gue aja." Kata Alfa mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

         "HP baru?!" Beo Asya karena melihat ponsel Alfa yang berbeda dari ponsel yang biasanya laki-laki itu pakai.

        "Hm," dehem Alfa lalu berdiri.

        Sebuah uluran tangan berada di depan Asya. Gadis itu mendongak dan tersenyum manis melihat Alfa. Ia menyambut tangan Alfa lalu berdiri.

        "Mama gue suka lihat foto lo, katanya imut." Cerita Alfa membuat Asya cepat menoleh.

        "Dia juga suka nonton covers lagu di YouTube lo, suara lo kata Mama bagus." Tambah Alfa sambil membuka kamera ponselnya.

SimbiosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang