36 - She's Mine

132 117 70
                                    

36 – She's Mine

        Benturan pada kepala Asya menyebabkan pendarahan hebat.

        Ternyata gadis itu telah lama memiliki penyakit tumor otak.

        Setelah melakukan pemindai otak, angiogram atau MRA, selanjutnya biopsi untuk menentukan apakah tumor berisiko menjadi kanker atau tidak...

        Dokter spesialis otak menyatakan bahwa,

SASYA STEFANIE SAMUDRA, MENGIDAP PENYAKIT KANKER OTAK STADIUM 2.

        Samuel shook. Bahkan pria paruh baya itu saat mendengarnya langsung pingsan.

        Ruang operasi kali ini terasa sangat tegang.

        Dua orang dokter pakar otak dari Amerika Serikat di minta oleh Gilbert untuk segera datang ke Indonesia.

        Hembusan napas terdengar dari kedua dokter itu serta beberapa suster.

        "Let's start."

*****

        Sepanjang hari, semua orang yang dekat dengan Asya bahkan tidak ada yang bisa tersenyum. Mereka semua terlihat melakukan aktifitas tanpa gairah. Seakan-akan semangat hidup mereka hilang.

        Itu semua karena Asya.

        Gadis itu seperti penyinar yang kini telah redup.

        Dan semoga, penyinar itu tidak menghilangkan cahayanya.

        Samuel bahkan tidak mau keluar dari kamar rumah sakit untuk makan. Dia masih berusaha menenangkan pikirannya yang terpecah-belah memikirkan nasip putrinya di ruangan operasi saat ini.

        Bahkan grandma dan grandpa Asya dari Paris langsung mengurus penerbangannya ke Indonesia saat mendapat kabar dari Samuel subuh tadi.

        "Aaaarghhhssss!!" Teriak Samuel menarik rambutnya frustasi.

*****

        Kevin merampas paksa botol alkohol dari tangan Alfa saat laki-laki itu ingin menuangkan lagi minuman itu.

        Alfa mabuk.

         "Balikin gak!" Pinta Alfa ingin merebut lagi botol itu dari tangan Kevin.

        "Gak!" Balas Kevin tajam.

        Riko menghela panjang panjang. Laki-laki itu juga minum.

        Riko menuangkan lagi alkohol itu ke dalam gelasnya dan Alfa.

        "Rik!" Tajam Kevin. Mungkin Kevin sendiri di sini yang masih waras.

        Riko mengangkat bahunya cuek lalu meneguk minuman itu cepat.

        "Ini semua gara-gara lo!" Kevin menyalahkan Riko.

        "Kok gue?" Sahut Riko dengan mata sayunya.

        "Lo yang ngajak Alfa kesini buat minum anjir! Tanggung jawab lo Alfa mabuk, bisa habis riwayat kita berdua di tangan Papa Gilbert." Ujar Kevin mengacak-acak rambutnya sendiri.

        "Salah lo juga! Kenapa Alfa lo biarin kayak orang gila bentur-bentur kepalanya sendiri ke stir mobil?!" Balas Riko tak mau di salahkan sendiri.

        "Dia keras kepala, udah gue tegur gak mau denger." Kata Kevin menghembuskan napasnya berat saat melihat Alfa yang menunduk dalam.

        "Diem lo berdua!" Tajam Alfa berusaha mengangkat kepalanya.

SimbiosisWhere stories live. Discover now