40 - Go Away, Asya!

139 113 315
                                    

Sedikit bumbu fantasy, eak ✓

Selamat Membaca.

40 – Go Away, Asya!

        "Mama," panggil gadis cantik bergaun seputih salju itu kepada seorang perempuan yang sedang memetik bunga lavender di tengah taman.

        Wanita yang di panggil Mama itu reflex menoleh.

        "Mama, ini Asya." Kata gadis itu tersenyum manis.

        "Asya?" Tanya wanita itu sedikit ragu-ragu.

        Asya mengangguk semangat. Ia kemudian berlari menghampiri Sarah dan memeluk wanita itu. Asya sangat senang dan bahagia.

        Begitupun dengan Sarah, ia memeluk tubuh Asya dan menciumi puncak kepala putrinya.

        "Asya kangen Mama," ucap Asya.

        "Mama juga kangen kamu, sayang." Balas Sarah.

        Lama dalam posisi seperti itu, keduanya tampak saling melepas rindu. Asya sangat kagum dengan paras Mama-nya.

        Sarah tampak sangat cantik, terlihat seperti masih berusia 20 tahunan. Rambut coklat panjang sepunggung dan warna matanya yang coklat terang itu semakin membuatnya bercahaya.

        Asya melepas pelukannya. Gadis itu kemudian mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Senyum di paras cantiknya terpantri, ia sangat bahagia di tempat ini. Udaranya sejuk dan hatinya sangat damai. Apalagi ada sang Mama di sampingnya.

        "Kenapa kamu bisa sampai ke sini, sayang?" Tanya Sarah lembut.

        Asya menoleh dan menjawab. "Dunia benci aku, Ma. Makanya aku ke sini."

        Sarah tersenyum manis lalu mengelus-elus rambut panjang Asya. "Ayo kita jalan-jalan." Ajak Sarah membuat Asya mengangguk semangat.

        Kedua tangan mereka saling bertautan. Tangan kiri Asya yang bersentuhan dengan bunga-bunga lavender, Asya merasa tangannya seperti menyentuh sesuatu yang sangat lembut, selembut sutra saat bergesekan dengan telapak tangannya.

        "Wajah Mama bersinar." Kata Asya kagum. "Mama cantik sekali." Pujinya.

        Sarah terkekeh kecil. "Kamu juga cantik, sayang. Wajah kamu juga bersinar, pakaian yang kamu kenakan itu saja bersinar."

        "Masa?" Beo Asya tak menyadarinya.

        Sarah tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

        "Coba lihat itu!" Seru Sarah menunjuk ke arah air terjun berwarna pelangi itu.

        Asya melotot kaget sambil berdecak kagum. Mulutnya sedikit terbuka karena baru pertama kali melihat tempat sebagus itu. Asya berlari kecil mendekati tempat itu sementara Sarah hanya berjalan dengan santai di belakangnya.

        "Woah," kagum Asya mengedip-ngedipkan matanya masih tak percaya. Ada air terjun berwarna pelangi?

        "Coba kamu celupkan tanganmu ke dalam air itu." Kata Sarah.

        Asya berjongkok untuk memasukkan jari kanannya ke dalam kolam itu. Seketika itu juga ia merasakan dahaganya hilang. Ia sudah tidak haus lagi.

        "Kok bisa gini rasanya," heran Asya menyentuh lehernya sendiri.

        "Itu air kehidupan." Kata Sarah.

        "Kamu tidak akan mati, sayang." Lanjut Sarah. "Waktumu masih panjang."

        "Mama tahu dari siapa aku tidak akan mati?" Tanya Asya.

SimbiosisWhere stories live. Discover now