29 - Kiss And Sick

210 181 85
                                    

29 – Kiss And Sick

        Alfa mengantar Asya pulang dengan mobilnya. Alfa dapat melihat wajah kelelahan Asya, namun gadis itu terus tersenyum.

        "Makasih banyak, Afa." Ucap Asya tulus sambil tersenyum bersiap ingin keluar dari mobil Alfa. Kini mobil Alfa sudah berhenti di depan gerbang rumahnya.

        Pergerakan Asya yang ingin membuka pintu mobil terpaksa terhenti karena Alfa menahan lengan gadis itu.

        Asya melihat Alfa dengan raut bingung. "Ada apa?"

        Alfa berdehem singkat. "Makasih buat hari ini, Sya."

        "Lo baik, penyayang, dan sangat lembut. Maaf karena selalu buat lo terluka." Ujar Alfa membuat Asya menatap dalam mata Alfa.

        "Udah, sana masuk rumah." Suruh Alfa.

        "Afa," panggil Asya dan dibalas deheman oleh cowok itu. "Panggil aku sayang." Pinta Asya.

        Alfa meneguk salivanya susah payah. Kata itu yang teramat horor baginya.

        "Sya, udah malam." Peringat Alfa berniat mengusir Asya.

        Asya mendesah berat. "Susah banget sih manggil aku sayang! Kayak di suruh ngerampok aja!"

        Asya menggendong tasnya dengan raut kesal. Ia ingin membuka pintu mobil, namun lagi-lagi Alfa menahannya.

        "Apalagi sayang?!" Tanya Asya menatap Alfa kesal bercampur gemas.

        Alfa mendadak tegang, jantung cowok itu bergemuruh hebat. Rasanya ia benar-benar gila di panggil seperti itu oleh Asya. Hal seperti ini baru pertama kali ia rasakan. Rasanya ada cairan hangat yang menjalar di sekujur tubuhnya. Aneh, namun menyenangkan.

        "Akupengenciumkamu." Jawab Alfa cepat membuat Asya mengerjap polos.

        "Ci-cium?" Beo Asya terbata-bata.

        "Gak! Lupakan." Kata Alfa langsung duduk tegak menatap ke depan dan memegang kuat stir mobil. Bodoh sekali kau Alfa! Bodoh! Maki cowok itu di dalam hatinya.

        "Gak boleh," ucap Asya pelan. "Aku masih kecil."

        Asya mengacak-acak rambut Alfa lembut. "Aku masuk ke rumah ya? Kamu hati-hati pulangnya. Kalau udah sampai rumah, kabarin aku." Ujar Asya tersenyum manis.

        "Syayang," panggil Alfa membuat Asya menengang. Bulu kuduk Asya meremang seketika.

        "Selamat malam." Ucap Alfa tulus membuat Asya rasanya ingin menangis terharu.

*****

        Alfa masuk ke dalam rumahnya dengan wajah datar. Ia sangat lelah hari ini, namun sekaligus sangat bahagia.

        "Alfa!" Suara baritone sang Papa membuat langkah Alfa terhenti. Ia menoleh ke samping kanannya. Tepat di sofa ruangan keluarga, Papa dan Mamanya duduk di sana.

        "Jangan marah-marah, Pa. Alfa baru pulang, dia pasti capek." Ujar Gita memperingatkan suaminya.

        "Sini kamu!" Gilbert memberi perintah kepada Alfa tanpa menghiraukan perkataan istrinya.

       Alfa menghembuskan napasnya berat dan mendekati sang Papa dengan raut datar tanpa ekspresi. "Kenapa?" Tanya Alfa santai berdiri di depan sang Papa.

        "Apa peringatan dari Papa waktu itu kurang jelas?!" Tajam Gilbert.

        "Maksudnya apa?" Tanya Alfa kurang mengerti.

SimbiosisDonde viven las historias. Descúbrelo ahora