"Itu sudah menjadi keputusan kami."

"Keputusan macam apa ini?" Tanya abi Rahman. "Mengapa sekolah ini tidak adil dalam menyelesaikan masalah? Bukannya kedua belah pihak salah? Mengapa hanya satu yang di keluarkan?"

"Maaf, anda tidak bisa mengelak keputusan kami pak, saya permisi." Pak Hito pergi meninggalkan ruangan, membuat semua heran dengan keputusannya.

"Kenapa kamu tega ngelakuin ini Ngel? Salah abi sama umi apa? Umi kurang apa dalam mendidik kamu? Apakah umi sama abi kurang dalam menyayangi kamu?" Tanya Jannah sesenggukan.

"Tapi itu bukan Angel umi, harusnya umi percaya sama Angel. Bukannya umi yang ngelahirin Angel? Lantas siapa yang bakal percaya sama Angel, bahkan umi sama abi aja nggak bisa percaya sama putrinya sendiri," ujar Angel sendu.

"Angel tau Angel itu anak nakal, suka buat masalah, tapi melakukan hal serendah itu? Angel juga masih punya harga diri umi. Angel nggak nyangka, umi sama abi nggak percaya sama Angel. Permisi." Angel pergi dengan perasaan kecewa. Ia tidak tau harus kepada siapa dia kembali. Kedua orangtuanya saja tidak percaya padanya.

Bugh

Plak

"Susah-susah kami mendidik kamu, ini kah balasanmu HAH?!" Bentak Teguh pada Raga.

Raga hanya terdiam ketika sudut bibirnya terasa perih karena pukulan dari ayahnya. Raga memang pantas mendapatkannya.

"Udah mas! Semua udah terjadi, nggak ada yang bisa kita cegah lagi," ujar Vanya memeluk Raga.

"Ini semua gara-gara kamu terlalu memanjakan anak tidak tau diri ini!" Sentak Teguh dengan tangan yang masih mengepal.

"Ini memang salah Raga. Raga salah karena udah ngelakuin hal serendah itu," ujar Raga lirih.

Plak

"Baru sadar kamu? Dari kemarin gimana? Dasar BAJINGAN!" Sentak Teguh kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Minta maaf sama abi Rahman Ga, kamu udah merusak kepercayaan abi sama umi." Titah Vanya, Raga pun mengangguk sebagai jawaban.

Dengan perasaan bersalah, Raga mencium punggung tangan Rahman dan Jannah bergantian.

"Umi, abi, maafin Raga udah ngecewain kalian. Angel... dia perempuan yang baik," ujar Raga membuat keduanya kembali menangis.

"Umi sudah mempercayai kamu untuk menjaga Angel, namun kamu sudah merusak kepercayaan umi, dan masa depan Angel Ga. Umi kecewa sama kamu," ujar Jannah kemudian menarik Rahman untuk pergi dari ruangan ini.

Raga memejamkan matanya sekejap. Ini memang salahnya, sudah keterlaluan berlaku seperti ini pada Angel.

"Maafin gue Ngel."

                                         🌼🌼🌼

Sudah lebih dari 6 jam Angel mengurung dirinya di dalam kamar. Umi Jannah pun sangat khawatir jika sesuatu terjadi pada putri tunggalnya. Meski Angel melakukan kesalahan apapun, dia tetap putrinya, putri yang sangat ia cinta. Rasa sakit menjalar dalam hati wanita paruh baya tersebut kala mendengar ucapan kecewa yang keluar dari putri sulungnya. Seharusnya, ia meminta penjelasan terlebih dahulu pada Angel.

Angel membuka akun instagram miliknya, ada beberapa notifikasi yang menyebutnya dalam beberapa komentar. Angel menarik napas sebelum membuka satu notif yang sangat menarik perhatiannya.

Deg.

Di situ terdapat beberapa komentar pedas yang menyebut-nyebut namanya. Dalam satu postingan tersebut, ada lebih dari 200 komentar yang memaki dirinya.

Diary Hijrah, ANTAGONISWhere stories live. Discover now