Momen Kedua Belas

37 11 3
                                    

Apakah setiap lagu yang kamu nyanyikan adalah isyarat?
Aku seperti menangkap jika kamu ingin bercerita lewat lagu-lagu yang kamu nyanyikan.
Bercerita tentang apa? Tentang siapa?
***

Ruang Mading sangat sibuk. Kali ini berada di bawah komando Mbak Nura karena Kak Rosiana harus menjadi perwakilan kelas dalam pertandingan basket putri. Bahkan bisa dibilang, hampir semua anggota Mading menjadi perwakilan kelas masing-masing untuk beberapa pertandingan. Kak Reksa masuk ke tim bulutangkis Ganda Putra. Kak Ahmadi mewakili kelasnya sebagai tim voli putra. Kak Agung menjadi satu-satunya peserta cowok dalam lomba mendongeng. Aku tidak sangka jika dia punya kemampuan unik begitu. Jiwa kebapakan sekali, 'kan?

Ini hari ketiga Porseni. Pertandingan yang akan dihelat meliputi basket putri, bulutangkis Ganda Putra dan Tunggal Putri, menyanyi solo, dan mendongeng. Sejujurnya aku ingin meliput lomba mendongeng, tetapi Mbak Nura justru memintaku liputan di arena lomba menyanyi.

"Entah kenapa, Mbak penginnya kamu ngeliput arena lomba nyanyi, Tha." Begitu alibi Mbak Nura.

Aku hanya menepuk dahi. Mentang-mentang yang bertanggung jawab, jadi sesukanya saja dia, tuh, menaruh per bagian liputan.

Masing-masing peliput dibekali kamera yang selain bisa mengabadikan momen dalam bentuk foto, sekaligus memvideo setiap penampilan. Bukan cuma dijadikan bahan berita yang akan muncul dalam majalah edisi khusus, tetapi sebagai file simpanan yang akan dihimpun ke dalam CD album kenangan SMA. Nanti tinggal dipilah saja penampilan mana atas nama siapa untuk angkatan keberapa.

Aku melihat Raga duduk santai di salah satu bangku khusus peserta. Total ada 18 orang yang akan mengadu keberuntungan dengan suara mereka. Agaknya, setiap kelas mengirimkan perwakilan untuk lomba yang satu ini. Sebenarnya, tidak ada ketentuan yang mengharuskan setiap kelas mengirim perwakilan di sektor lomba mana pun.

Raga juga sebenarnya bisa menolak, terlebih sudah menjadi perwakilan untuk cabang bulutangkis. Namun, ya, pada akhirnya cowok itu mengikuti kemauan The Leader alias Akmal. Kelas kami mengirimkan perwakilan untuk setiap pertandingan dan beberapa di antaranya berhasil meraih kemenangan. Semoga kali ini Raga pun bisa menyumbangkan title juara untuk kelas kami, entah itu di sektor lomba menyanyi solo atau pertandingan bulutangkis.

Selain merekam dan memfoto, peliput juga bisa mewawancarai peserta yang bertanding. Sebagai pemanasan, aku mewawancara seorang senior sebelum lomba dimulai. Menanyai bagaimana perasaannya menjadi perwakilan--yang ternyata bukan kali ini dia ikut lomba menyanyi di Porseni. Tampak cewek itu sangat percaya diri jika lomba kali ini bisa dia menangkan. Hm, tidak salah kalau dia begitu percaya diri karena rekor kemenangannya lumayan.

Ingin juga mewawancarai Raga, tetapi ada segan yang menyentil. Mungkin nanti setelah lomba berakhir saja aku wawancara cowok itu. Syukur-syukur dia juara--aku sangat berharap dia juara--agar namanya menjadi pesona tersendiri di rubrik Bintang Porseni majalah terbit nanti.

Aku sangat menikmati setiap suguhan suara dari peserta. Jujur, semuanya bersuara bagus. Namun, yang paling menyita perhatian adalah penampilan Raga. Cowok itu akan tampil akustik dengan memetik gitar sendiri. Belasan penampilan sebelumnya hanya menggunakan instrumen dari keyboard. Jelas ini akan menjadi nilai plus untuk Raga. Jangan khawatir soal kelihaiannya memetik senar-senar gitar. Untuk seusia Raga sudah dibilang sangat jago.

Tentu saja. Selain mendapat nilai lebih di mata juri, Raga menjadi tokoh paling diminati dalam lomba ini oleh gadis-gadis yang menonton. Semua mata tertuju untuk Raga.

"O, dia yang waktu itu nyanyi di Persami, 'kan?"

"Iya, dia cowok itu."

"Wah, kerennya enggak pernah luntur, ya?"

Ada yang Memang Sulit DilupakanWhere stories live. Discover now