20. Mulai terkuak walau setitik.

25.2K 2.2K 90
                                    

     Braza mengusap pinggang Kayera yang dia rangkul."Pusing?" tanyanya dengan sebelah tangannya yang lain membelai dagu Kayera sekilas.

Kayera mengangguk."Banyak suara rasanya berisik, ga suka liat wartawan yang bergerombol desek - desekan gitu." jawabnya dengan menekuk wajahnya.

Braza mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru. Lautan manusia terlihat sibuk dengan dunianya masing - masing.

"Ayo naik, jangan lupa yang ramah." Kanya mengusap punggung keduanya seraya mendorongnya lembut.

"Ga mimi duluan?" Kayera terlihat enggan.

"Abis kalian, takutnya kalian kabur." di cubit hidung Kayera sekilas.

Ziyep hanya diam dengan gagahnya di antara mereka, tersenyum kecut walau samar. Kanya memang ratunya Drama, bahkan anaknya sendiri tidak sadar.

Ah ralat, Kayera memang lebih baik tidak tahu apa - apa karena dia orang asing yang siap di bawa orang yang berhubungan dengannya.

🦋🦋🦋

"Apakah ada yang menjadi inspirasi dalam pembentukan produk ini?" tanya salah satu wartawan yang berjajar rapih di ruangan khusus itu.

Kanya melirik Ziyep dengan senyumnya yang memukau."Kamu yang jawab, pih." ujarnya yang mengundang decak iri sekitarnya.

Ziyep mengusap bahu sang istri dengan senyum jemawa."Inspirasi, ada." jawabnya menjeda.

Ziyep menatap Braza, Rayel dan Kayera yang duduk di sofa paling depan, yang berati belakangnya para wartawan.

"Anak - anak, mereka menjadi inspirasi hingga produk khusus keluarga ini bisa kami produksi dengan baik."

Rayel tersenyum sinis walau samar, rasanya dia bosan dengan drama yang di buat bertahun - tahun itu.

Braza hanya diam dengan tenang.

Kayera menatap kedua orang tua di depannya itu dengan senyuman hangat yang berkilat sedih karena dia suatu saat akan menghancurkan kebahagiaan itu?

Kayera benar - benar polos di dalam dunia penuh sandiwara itu.

Pertanyaan - pertanyaan terus silih berganti, rasa mual pun semakin menjadi. Kayera ingin segera pulang.

"Kenapa?" Rayel mengamati gerak - gerik Kayera yang gelisah di duduknya itu.

Braza pun menoleh pada Kayera yang keningnya berkeringat, pucatnya tidak terlihat karena make up.

"Mu-mual." jawab Kayera dengan menerima usapan dari Rayel di kepalanya.

🦋🦋🦋

"Yaudah, istirahat ya, mimi sama papih harus menjamu para petinggi yang hadir, pulang pun mungkin ga hari ini." Kanya mengusap kepala Kayera perhatian.

Kayera diam, entah kenapa dia merasa di duakan. Kayera semakin tidak mengerti dengan perasaannya, semakin bertambah usia dia semakin merasa berbeda dengan semuanya.

"Kita pulang." Braza meraih pinggang Kayera, menuntunnya keluar tanpa pamit atau basa basi lagi.

Rayel masih tidak bergerak, dia sibuk memainkan ponsel.

"Ingetin Braza! Jangan sampe dia merusak kontrak kita." Kanya berubah datar nan tegas.

Rayel melirik miminya sekilas sebelum acuh dengan kembali bermain ponsel.

"Dia ga rusak kontrak kita, anak kamu yang rusak." Ziyep terlihat acuh tak acuh.

"Apa?" Kanya menatap tajam Ziyep yang dulunya mantan kekasih.

"Anak pungut kamu hamil."

Rayel kembali mengalihkan fokus dengan tidak suka. Dari dulu dia memang menegaskan Kayera adik kandungnya walau Kayera sebenarnya bukanlah adik kandungnya.

Tapi, kata pungut sungguh tidak enak di dengar.

"Jaga ucapan!" Rayel berdiri dengan mengabaikan kesopanan."sesuai perjanjian! Jangan usik Kayera, dia ga tahu apa - apa soal kebusukan kalian!" geramnya.

Kanya pun terlihat emosi, Kayera sudah seperti anaknya. Sedari bayi dia merawat Kayera dan Kayeralah menjadi penguatnya selama masa terpuruk dulu.

"Jaga sikap, Ziyep!"

Ziyep menatap wanita yang dia cintai sedari masa SMP itu dengan senyum miring.

Kalau bukan karena Kanya di nikahkan dengan orang lain dulu, Ziyep pasti bahagia dengannya, tidak banyak drama seperti saat ini.

"Dia hamil, anak Braza. Hebatkan anakku?" bangganya dengan senyum meremehkan ke arah Kanya.

Kanya menahan emosinya, begitu pun Rayel. Dia tidak ingin membuat acara penting hancur. Semua demi perusahaan yang dari nol di kelola Kanya.

Rayel juga ingin meninju Braza, dia dulu memang tidak membencinya karena dia yakin Braza tidak sebusuk Ziyep. Rayel pun percaya karena Braza selalu bisa menjaga Kayera. Tapi, saat tahu Braza menghamili Kayera, Rayel mulai ragu dengan Braza.

Malam ini puncaknya, Rayel harus memisahkan Braza dan Kayera.

Malam ini puncaknya, Rayel harus memisahkan Braza dan Kayera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Sex On The Beach (TAMAT)Where stories live. Discover now