12. Sex On The Beach

63.9K 2.5K 27
                                    

Tidak terasa, hari yang ingin Kayera hindari kini datang. Bahkan selama seminggu sebelumnya, mood begitu buruk. Kayera menolak bekerja, menolak main yang tentu saja membuat Braza tidak suka namun mencoba mengerti.

Keluarga besar dari Kayera memang cukup rese, mendorong Kayera untuk segera berpasangan dan menikah. Padahal nikah tidak segampang ucapan.

Braza mengusap kepala Kayera yang lunglai di lengan sofa depan televisi. Kayera mendongkak ke arah Braza sekilas.

Braza menunduk, mengecup kepala Kayera lalu berlalu ke dapur.

Kayera hanya diam.

Braza meneguk air putih dalam gelas dengan tatapan masih lurus tak terbaca ke arah Kayera.

Padahal Kayera sudah cantik berdandan dengan gaun kuning soft yang mempercantik tubuhnya.

Braza membenarkan dasi kupu - kupu di kemeja hitamnya seraya kembali menghampiri Kayera.

"Semua udah kumpul, ayo." Braza meraih jemari Kayera untuk bangun.

"Jangan minder, ada gue." kata Rayel yang datang menghampiri keduanya."gue yakin, lo bisa lawan mereka kayak biasanya." lanjutnya.

Kayera mendengus."Siapa yang minder, cuma males aja di tanya - tanya." aku Kayera yang sebenarnya agak gengsi.

Kayera memang agak minder, padahal dia tidak begitu selama bertahun - tahun sendiri dan menjadi pengangguran.

Mungkin memang sudah saatnya, sudah waktunya untuk lebih memahami kejadian sekitar.

Kayera yang acuh tak acuh bahkan sangat cuek kini mulai terganggu.

Braza mengusap punggung Kayera sekilas lalu mengajaknya untuk berjalan keluar rumah dengan di iringi celotehan Rayel untuk Kayera.

Braza sesaat bersyukur karena Kayera memiliki Rayel yang perhatian walau kadang suka membuat Kayera menangis karena ulahnya yang menyebalkan.

🦋🦋🦋

"Gimana kabarnya? Makin cantik, ga bawa gandengan?" tanya Halma-adik terakhir dari miminya.

Wajah tenang Halma begitu membuat Kayera jengah, Halma dan Siska tidak ada bedanya sama sekali.

Kayera melilitkan tangannya ke lengan Braza."Ada Braza, bisa bang Rayel juga hehe bisa di bikin gandengan, tan. Lumayan." cengirnya dengan ceria, seolah tidak terganggu.

"Kamu ini, ada - ada aja." Halma melirik Braza lalu mengusap bahunya."kamu tinggi banget, ganteng lagi. Cocok sama Kayera tapi sayang, kalian adik kakak." lanjutnya.

"Cepet cari, oma pasti mau cucu dari kamu. Apa mau di cariin? Abis belum bawa gandengan sekalipun." sambung Halma seraya mengusap pipi Kayera sekilas.

Kayera hanya tersenyum tipis lalu mendatarkan wajahnya saat Halma berbincang dengan yang lain.

Braza mengamati perubahan ekspresi Kayera dengan seksama, dalam diam dia terus menatap Kayera.

Haruskah Kayera terpengaruh oleh singungan - singgungan mereka? Mungkin ini yang Yeri dan Sinta rasakan.

Tidak! Kayera tidak ingin omongan orang mempengaruhi langkah hidupnya. Rasanya ini bukan dirinya, seorang Kayera tidak mudah terpengaruh.

Braza meraih dan mengusap pipi Kayera, merasa bingung karena Kayera terus menggeleng dan hanyut dengan pikirannya.

Kayeran menatap Braza, mengerjap pelan."Ke-kenapa?" tanyanya bingung.

"Mau minum?" tawar Braza dengan menarik lagi tangannya yang mengelus pipi Kayera.

Kayera mengangguk, Braza pun menuntun Kayera ke arah bar mini. Melihat itu Kayera menelan ludah.

"Ke-kenapa ada bar ya?" Kayera mengamati sekitar pesta pernikahan itu yang ternyata memang mengambil tema modern dan kebarat - baratan.

Kayera baru sadar sekitar.

"Sex on the beach?"

Sontak Kayera menoleh dengan jantung berdebar tak biasa."No!" tolaknya refleks pada barista di depannya.

Braza hanya tersenyum samar melihat reaksi Kayera yang panik mendadak itu, padahal Sex on the beach yang bukan dalam artian sebenarnya.

Barista itu terlihat agak kaget namun tetap memasang senyum ramah."Minuman lain?" tawarnya.

Kayera jadi malu sendiri."Emh, se-sex on the beach aja." pintanya dengan berusaha tenang.

"Suka banget minuman itu?" tanya Braza seraya duduk di kursi ramping agak tinggi itu, Kayera pun sama.

Kayera hanya mengangguk tanpa menatap Braza.

"Sinta masih di ruangan rias ya? Abis ini mau liat?" Kayera mencoba mencari topik.

Braza hanya mengangguk."Jangan terlalu banyak." katanya saat Kayera mengambil segelas minuman yang beralkohol itu.

Kayera tidak bisa menjamin karena dia butuh ketenangan, siapa tahu minuman itu bisa membuatnya lupa walau sesaat.

Kayera menatap minuman itu dengan pikiran terbang ke kejadian saat kesalahan itu terjadi.

Kayera benar - benar sudah ingat semuanya. Tentang malam panasnya dengan Braza.

Kayera terlihat mengerjapkan matanya, semua yang dia lihat menjadi berbayang.

"Ada dua." racaunya saat melihat beberapa gelas bekas dia minum sex on the beach.

Kayera menggeliat saat seseorang menarik pinggangnya karena dia hampir saja jatuh dari duduknya.

"Hallo." sapa Kayera dengan di akhiri gumaman tidak jelas."ugh! Berbayang." racaunya lagi.

"Ngapain kesini?" geram Braza dengan masih cukup sadar, walau pada akhirnya sama - sama mabuk.

Braza melirik gelas di depan Kayera, Kayera yang habis hampir 6? Dan kebanyakan hanya sex on the beach!

Braza menggendong Kayera, membawanya ke kamar yang bisa dia sewa dengan agak sempoyongan.

Kayera akan di marahi kalau saja pulang dalam keadaan meracau dan mabuk berat di tambah Braza pun sama.

Braza tidak menyangka dan kaget saat melihat Kayera di club. Braza sungguh marah karena dia takut Kayera kenapa - kenapa.

Kayera cengengesan saat Braza merebahkan tubuhnya ke ranjang."Sex on the beach! Oh no - no - no! Sex di sini, ya ya ya." racaunya seraya menarik bahu Braza hingga Braza merapat tanpa jarak.


Sex On The Beach (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang