52- Sebuah Rasa Cinta

164K 13.8K 2.9K
                                    

Tap 🌟

IG: @alavia.story
@alanatmajaya_
@olivia.shasa

___

Alan menyeret Olivia yang terus memberontak dengan mengeluarkan umpatan pelan untuk Alan, Ia tidak mau go-public untuk sekarang.

"Lepas, Nggak?!"

Sesampainya di lapangan yang baru saja selesai digunakan olahraga kelas sebelah, Alan menyeret Olivia ketengah-tengah lapangan membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian.

Semua ikut berbondong-bondong menuju lapangan karena mereka pikir akan ada sesi terseru lagi di bulan ini, Apalagi kalau bukan Alan yang mempermalukan lawan musuhnya seperti beberapa bulan yang lalu. Mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Kini lapangan sudah dilingkari setiap sudut penuh dengan siswa-siswi STB.

Dengan Edgar, Marga, Gio, dan Samudera yang menyusul Alan menuju tengah lapangan. Oh, Jangan lupakan wajah keempat cowok itu yang sedikit babak belur.

Alan benar-benar menepati ancamannya memukuli cowok itu karena telah membuat Olivia marah padanya, Walau hanya sebentar. Padahal ke-empat cowok itu sudah menjelaskan bahwa Olivia tidak marah lagi dan berbagai alasan lainnya, Tetapi tetap saja, Alan itu keras kepala. Ralat sangat keras kepala.

"Kenapa?" tanya Marga berbisik pada Alan.

Bukannya menjawab Alan malah dengan lantang mengatakan, "GUE GAK MAU BASA-BASI. I AFFIRM SHE'S MINE, MY GIRLFRIEND," suara baritonnya terdengar hingga sudut-sudut lapangan membuat semua orang yang menonton terpaku, Terkejut, Tidak percaya menjadi satu.

Riuh-riuh mulai terdengar, Apa ini yang dinamakan tidak berjodoh?

"Ndak bisa basa enggres."

"Artinya tuh 'Gue tegaskan, DIA MILIK GUE, PACAR GUE."

"Seriously?"

"Really heartbroken."

"Gak percaya gue."

"Bilang kalo ini gak pereng."

"Lebay, Gue juga ganteng kali, Lirik sini ngapa!"

"Ngarep lo, Serah gue dong!"

"Gak bisa dibiarin."

"Gue yakin ini prank."

"Noo, Alan is mine."

Olivia hanya diam menunduk dengan memilin ujung seragam Alan yang terlihat sangat kusut dan ukar-ukaran, Ia benar-benar sangat takut, Mungkin orang-orang akan mencibirnya habis-habisan. Oh God.

"BERANI NGUSIK APA YANG UDAH JADI MILIK GUE, Die right then and there," sorot mata tajam dan elang yang tidak main-main membuat mereka bungkam sehingga tidak ada lagi riuh-riuh terdengar.

Alan mengode teman-temannya lewat gerakkan kepala, "KITA RASA CUKUP, INGET BAIK-BAIK, Salah satu prinsip Avigator Team, Tidak pandang bulu, Dare to disturb Dare to die," perkataan Edgar yang tajam serta menohok hati membuat orang-orang yang berada disana meneguk ludahnya susah payah, Begitupun guru yang ikut ketar-ketir.

Alan menarik lengan Olivia yang masih menunduk berjalan keluar dari lapangan diikuti teman-temannya dibelakang.

Hembusan angin di Rooftop membuat rambut Olivia berterbangan dengan Alan yang masih mencekal tangannya.

ALAVIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang