Ugly 31 - Kesempatan Untuk Linggar?

Start from the beginning
                                    

Riyu kembali mengingat hari itu, di mana saat ia membuka mata, Aluna adalah gadis pertama yang ia lihat ....

"Riyu, syukurlah kamu udah sadar. Aku pikir kamu nggak akan bangun lagi," lirih seorang gadis sembari terisak.

"Aluna ... kamu kenapa ada di sini?" heran Riyu, lalu memperhatikan seisi ruangan tempatnya dirawat. "Kenapa aku ada di rumah sakit?"

Aluna menggigit jari, menatap Riyu dengan wajah ketakutan. "Tadi ... tadi kamu jatuh dari ayunan, terus kepala kamu luka. Ayunannya roboh, dan ...." Gadis itu menghentikan ucapannya.

"Dan apa, Aluna?"

"Aku yang tolongin kamu dari runtuhan besi ayunan itu," bohong Aluna.

"Jadi kamu yang tolongin aku?" beo Riyu tak percaya. "Kamu yang jagain aku?"

Aluna menggangguk cepat. "Iya. Kalau nggak percaya, tanya aja sama Linggar."

Riyu menggeleng cepat. "Aku percaya sama kamu. Terus kamu nggak kenapa-kenapa, kan? kamu ada yang luka?" cemas Riyu.

"Ng-nggak, Riyu. Aku nggak apa-apa."

"Makasih, ya, Aluna. Kamu penyelamat aku. Mulai detik ini, aku yang akan jagain kamu. Aku berhutang nyawa sama kamu."

Ingatan itu masih sangat jelas di benak Riyu. Ya, kalung ini tersangkut di bajunya. Riyu menyimpannya sebagai kenang-kenangan. Sejak saat itu Riyu berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Aluna.


o0~AMU~0o

Hari ini Scarletta diperbolehkan pulang. Ia sudah tidak sabar menghirup udara bebas yang jauh dari aroma obat-obatan. Tubuhnya sudah lelah berbaring siang malam. Ia ingin menikmati kehidupan normal seperti biasanya.

Scarletta sedikit sedih karena Irma tidak bisa menjemputnya. Semalam, wanita paruh baya itu harus menyusul suaminya ke luar kota untuk urusan bisnis, hingga hari ini, Scarletta dijemput oleh Bi Minah.

"Bibi senang Si Non udah sembuh. Jangan sakit-sakit lagi, ya, Non. Bibi jadi sedih kalau Non sakit," lirih Bi Minah seraya mengusap punggung Scarletta.

Bibir Scarletta mengerucut. "Bibi lagi ... Bibi lagi. Kapan, sih, Letta dianggap anak sama mereka?"

"Husst! Non, jangan ngomong gitu. Nggak baik sama orang tua ngedongkol begitu, Non!"

Scarletta tidak menjawab. Gadis itu turun dari brankar dengan wajah masam.

"Si Non nggak suka ada Bibi di sini?" gumam Bi Minah sedih.

Scarletta menggeleng cepat, melebarkan senyum dari sudut bibirnya. "Nggak, kok. Letta senang ada Bi Minah. Mungkin Letta ini anak kandung Bibi kali, ya?"

"Non—"

"Ehm, Tuan Putri udah sembuh, nih, ceritanya?" suara pria dari pintu membuat Bi Minah dan Scarletta menghentikan percakapan mereka.

Raut bahagia terpatri dari wajah Scarletta. Ia turun dari brankar, berlari ke arah pria yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Linggar, lo datang?" sorak Scarletta bahagia.

"Iya. Buat nemenin lo."

Bibir Scarletta menipis. "Kemaren lo nggak datang. Setelah gue bocorin rahasia gue ke lo, gue pikir lo kabur."

Wajah Linggar sedikit berubah. "Nggak akan mungkin gue kabur," gumam Linggar. Ia menunduk, menyembunyikan raut sedihnya.

"Kemaren lo ke mana? Gue marah lo nggak datang!" Scarletta menatap Linggar dengan tatapan mengintrogasi.

After Me UglyWhere stories live. Discover now