Bonus Chapter: 1. Lembur

33.1K 2.5K 242
                                    

Hai bestieeee!

Aku bawa bonchap dari keluarga kecil ini. Aku kasih judul Part 1 karna mungkin nanti ada part selanjutnya kalo emang aku ada waktu sama ide. Makasih bayak buat kalian yang udah baca book Teman Hidup, jangan lupa vote atau tinggalkan komentar, love you bestiee 🥰 

Warning! Di sini Nayata dipanggil 'Buna'. Aku tahu ini missgendering tetapi karena ini gendre Mpreg dan sudah terlanjur memanggil demikian jadi aku putuskan tetap menggunakan panggilan itu. Bagi yang kurang nyaman bisa di skip yaaa ><


❤Selamat Membaca❤


Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Usia Jendral kini sudah masuk 3 tahun. Anak itu sedang aktif-aktifnya berbicara dan menanyakan banyak hal. Sekarang Esa dan Nayata menggunakan jasa pengasuh untuk membantu mereka menjaga Jendral ja tetapi tidak full time 24 jam, hanya ketika Esa dan Nayata sedang bekerja. Setelah usia Jendral 2 tahun, Nayata memang memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan.

Sesuai janji Esa, dia memang tidak menghalangi keinginan Nayata untuk bekerja atau yang lainya, ia ingin membiarkan sang suami berekspresi dengan bebas. Namun karena saat ini mereka sekarang sudah memiliki anak, jadi keduanya membuat kesepakatan mengenai berbagai hal seputar Jendral termasuk tentang meluangkan waktu lebih banyak untuk si buah hati selama masa pertumbuhan guna menunjang pertumbuhan yang maksimal.

Seperti hari-hari lainnya, sore itu Jendral sedang bermain perosotan yang dipasang di ruang tamu dengan banyak mainan di sana. Ia masih sibuk dengan dunianya sendiri, memainkan boneka, robot, hingga mobil-mobilan sampai akhirnya fokus si kecil teralihkan tatkala mendengar deru mobil dari luar. Mata bulatnya langsung berbinar, mengetahui siapa yang akan datang setelah sejak pagi menghilang untuk bekerja.

"Mba! Papa pulang!" ujarnya, ia menjatuhkan robot mainan kemudian mengajak susternya untuk keluar menemui sosok papa yang memang ditunggu sejak tadi.

"Pelan-pelan Aa," Mba Nina yang merupakan pengasuh Jendral langsung menggandeng lengan bocah itu agar tidak berlari, takut kalau saja Jendral sampai terjatuh karena saking semangatnya menemui Esa.

Begitu pintu terbuka ia berjalan ke teras, tangannya terlentang lebar sambil melompat-lompat kegirangan dengan wajah sangat antusias, "Papa, Papa, Papa!" teriakanya membuat Esa yang baru saja turun dari mobil ikut tertawa melihat tingkah lucunya.

"Halo jagoan!" Esa menaruh tas di dekat pot bunga. Hal itu seketika membuat Jendral langsung mendekat secara tidak sabaran. Namun belum sempat si kecil menggapainya, Esa sudah terlebih dahulu memberikan peringatan, "Eits nanti dulu. Papa cuci tangan dulu."

Kalimat itu jelas membuat bibirnya mengerucut sebal. Bagaimana tidak? ia sudah tak sabar ingin segera memeluk Papanya tetapi malah harus disuruh menunggu lagi, ya walaupun sebenarnya tidak ada 5 menit menunggu Esa mencuci tangan.

TEMAN HIDUP | NOMINOnde histórias criam vida. Descubra agora