23. Honeymoon

18.3K 2.1K 212
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah mengadakan resepsi pernikahan, keduanya langsung terbang ke Maldives untuk bulan madu yang merupakan hadiah dari Sandio dan Danu. Mereka mengambil penerbangan terakhir pada pukul 21.15 WIB dan diperkirakan akan sampai di sana pada pukul 13.35 waktu setempat. Karena tadi setelah resepsi keduanya langsung berangkat ke Bandara, maka waktu yang bisa digunakan untuk istirahat hanya ketika di pesawat saja.

"Kamu istirahat aja sayang, pasti hari ini cape kan?" ucap Esa sembari membenarkan posisi selimut Nayata. Keduanya kini sudah berada di dalam pesawat dan sudah terbang sejak 1 jam yang lalu.

"Mas juga istirahat," jawabnya. Ia mengulurkan tangan ke samping untuk berpegangan dengan Esa sebelum kemudian memejamkan matanya. Sebenarnya tak membutuhkan waktu lama untuk Nayata bisa terlelap karena ia memang sudah cukup mengantuk apalagi ditambah rasa lelah setelah resepsi.

Berbeda dengan sang suami yang langsung terlelap, entah kenapa Esa malah tidak bisa tidur jadi dirinya menyalakan lampu baca untuk membaca buku yang memang sengaja dibawa. Biasanya dengan membaca seperti ini Esa akan lebih mudah untuk tidur. Selama sesi membaca, sesekali ia melihat ke arah Nayata, memastikan suaminya tidur dengan nyenyak. Terkadang ia juga tersenyum kecil saat Nayata membuat gerakan kecil seolah sedang melakukan sesuatu dalam mimpinya. Setelah kurang lebih empat puluh menit ia membaca, akhirnya Esa juga ikut tidur, menyusul Nayata yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam alam mimpi.

🌷🌷🌷

Keduanya menempuh perjalanan 18 jam dari Indonesia menuju ke Maldives, hingga akhirnya mereka sampai di bandara Mále dan di sana keduanya sudah dijemput oleh pihak resort. Penginapan mereka berada di tepi pantai pribadi, bisa dibilang itu seperti private island yang disewakan. Untuk mencapai kesana, mereka akan naik sea plane (pesawat kecil yang bisa mendarat di air) sekitar 30 menit. Nayata dan Esa sudah berganti pakaian ketika di bandara tadi dengan pakaian yang lebih nyaman karena cuaca panas. Kini mereka berdiri di dekat geladak sembari menunggu sea plane siap. Keduanya mengenakan kaca mata hitam dan topi untuk menghalau sengatan matahari yang begitu cerah.

Esa menoleh ke arah samping ketika mendengar sang suami menghela nafas. Raut wajahnya terlihat lelah dan kurang bersemangat, tidak seperti Nayata yang biasanya. Ia lantas memeluk bahu Nayata dan memberikan kecupan pelan.

"Capek?" tanyanya.

"Banget."

"Sabar ya, nanti pas udah sampai sana kamu langsung istirahat."

Esa menarik salah satu koper lalu menyuruh suaminya untuk duduk di sana sembari menunggu pesawat mereka siap. Sejenak mereka fokus pada beberapa orang yang tengah mencoba mengecek kondisi pesawat sebelum berangkat.

"Aku baru pertama naik sea plane, Mas," Nayata menatap kagum ke arah pesawat mini di hadapan mereka. Dirinya benar-benar baru pertama kali melihat pesawat dengan ukuran lebih kecil apalagi yang bisa mendarat di air.

TEMAN HIDUP | NOMINWhere stories live. Discover now