2. Hari Pertama Magang

32.4K 4K 302
                                    


Teman Hidup

Teman Hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Saat ini langit sudah mulai gelap, cahaya senja yang biasanya memenuhi sore hari pun sudah tak tampak lagi, waktunya anggota keluarga berkumpul di rumah setelah kesibukan harian mereka. Begitupun dengan keluarga Jayadi. Sandio Jayadi dan istrinya, Yunata Jayadi bercengkrama dengan hangat membicarakan bagaimana hari sang suami yang begitu padat, sesekali mereka mengalihkan pandangan pada layar televisi yang menampilkan sinetron dengan episode hampir ribuan.

"YESSS!!!"

Di tengah suasana yang hening, terdengar teriakan putra mereka dari lantai dua disusul suara berisik dan hentakan kaki menuruni anak tangga. Yuna hanya menggelengkan kepalanya, ia tahu betul itu pasti kelakuan putra bungsunya. Benar saja, setelahnya Nayata muncul dengan wajah sumringah sembari membawa ponselnya.

"BUNDA, AYAH!" teriak Nayata heboh sendiri, ia memeluk bunda dan ayahnya bergantian.

"Nana keterima magang di kantor pusat E-Drive!" lanjutnya.

"Kamu magang di sana? Itu kan perusahaan-" ucapan Sandio terhenti ketika melihat tatapan tajam sang istri, ia seolah memberi peringatan agar tak melanjutkan lagi kalimatnya karena dapat membuat hal yang seharusnya mereka simpan malah terungkap.

"Selamat ya anaknya bunda," Yunata bangkit kemudian mencium kening putranya sembari tersenyum.

"Anak Ayah memang hebat! kapan mulai magangnya?" tanya sang ayah.

"Besok pagi dong. Oh iya, berarti aku harus nyiapin kelengkapan buat magang. Ya udah Nana ke atas lagi ya, bye!" ia kembali berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

Yunata berjalan ke arah tangga dan melihat ke atas, memastikan putra bungsunya sudah masuk ke kamar. Barulah kemudian ia kembali menghampiri sang suami dan memukul lengan pria itu pelan. "Ayah hampir aja ngomong soal jodoh Nana!"

"Ya maaf Bun, abisnya Ayah kaget denger dia magang di sana."

Kedua belah keluarga memang masih mengikuti aturan perjodohan, yaitu tidak memberitahukan identitas calon pasangan. Masing-masing dari mereka hanya tahu sebatas sudah punya calon pendamping hidup, selebihnya baik Esa maupun Nayata hanya bertemu orang tua dari kedua belah pihak untuk saling berkomunikasi.

Sementara itu di kediaman Jovano San Mahesa, pria itu tengah berkutat dengan laptopnya untuk memeriksa beberapa dokumen yang baru sempat ia buka. Matanya masih fokus pada layar laptop tetapi kemudian atensinya teralih pada ponsel yang berdering menampilkan nama, 'Mama'. Esa langsung mengambil benda itu dan menggeser tombol jawab sebelum menempelkannya di telinga.

"Iya ma, kenapa?"

"Esa! makasih banyak ya, anak temen mama yang mau magang itu udah masuk perusahaan kamu! Kamu memang anak kesayangan mama. Segitu aja, mama tutup dulu, jangan tidur kemaleman nak."

TEMAN HIDUP | NOMINWhere stories live. Discover now