34. Diusik

14.9K 1.8K 109
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Matahari sudah bersinar cukup terang, melesak masuk ke dalam kamar lewat celah tirai tipis. Kasur yang masih terasa begitu nyaman mampu membuat si manis terlelap di pagi yang cerah seperti ini. Sisi ranjang milik sang suami sudah kosong sejak tadi, tentu saja Esa sudah bangun.

"Mhhh," lenguhnya pelan.

Ia terbangun, kemudian dengan sedikit susah payah duduk bersandar pada headboard untuk mengumpulkan nyawa. Karena perutnya mulai membesar, setiap pergerakan Nayata seolah terbatas. Setelahnya ia bangkit untuk mencuci muka di kamar mandi.

Nayata mencari keberadaan sang suami yang entah kenapa sudah tidak ada sepagi ini. Tadinya Nayata pikir sang suami sedang berolahraga di halaman belakang seperti biasanya, tapi ternyata tidak ada. Tak berselang lama terdengar suara orang yang berbicara dari arah pintu depan, kemudian muncul Esa dan Ana, mereka terlihat habis berolahraga berdua. Nayata tak suka itu, entah kenapa ia tak menyukai ketika suaminya hanya berdua saja dengan wanita itu.

"Sayang udah bangun?" Esa tersenyum, ia mendekat berniat mencium suaminya tapi di tahan oleh si manis.

"Jangan cium-cium, bau!" tolaknya, ia kesal.

"Ya udah aku mandi dulu ya, abis itu aku bikin susu buat kalian. Tungguin ya?" pria itu langsung naik ke lantai dua menuju kamar mereka.

Sekarang hanya ada Nayata dan Ana. Sebelum Ana datang, Nayata pikir wanita itu akan menjadi temannya, tapi yang ia lihat Ana hanya menempel pada Esa. Ia tahu mereka saudara dekat, tapi tetap saja, hal yang seperti ini membuatnya kesal, bukankah seharusnya Ana tahu batasan.

"Kamu jarang olahraga ya?" tanya Ana.

"Iya."

"Pantesan badannya besar. Padahal Kak Jo suka olahraga, pasti gak ada yang nemenin dia. Kebetulan banget kan aku dateng?" senyum wanita itu mengembang seolah tanpa dosa.

"Namanya juga lagi hamil, ya pasti besar lah."

"Gimana ya? Kamu kelihatan lebih besar dari orang hamil lainnya. Pasti abis lahiran susah nurunin berat badan," Ia tertawa pelan kemudian bangkit dan menuju kamar tamu.

Rasanya Nayata ingin marah, kenapa wanita itu terkesan merendahkannya dengan membahas hal-hal sensitif. Nayata malah jadi kepikiran, bagaimana jika setelah melahirkan ia jadi tidak menarik lagi kemudian Esa tak menyukainya? Bukankah biasanya orang hanya menyukai sesuatu yang cantik?

Saat ini si manis duduk di kasur sembari menyelesaikan sulaman pada topi bayi. Sejak bulan lalu, ia memang mulai belajar menyulam dari mertuanya. Saat ini Ia masih merasa kesal dengan ucapan Ana. Baru sehari di rumah ini, tapi wanita itu sudah bertingkah dan membuat mood-nya jelek. Rasanya Ana seolah sengaja melakukan semua itu untuk mengusik Nayata.

TEMAN HIDUP | NOMINWhere stories live. Discover now