27. Esa Sakit

16.3K 1.9K 268
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


Sore itu Nayata sedang asyik menyetrika baju miliknya dan sang suami yang akan mereka kenakan besok pagi untuk bekerja. Hari ini Esa pergi memancing bersama Papa Danu dan Ayahnya, entah ke mana para pria itu yang jelas mereka pergi sejak pagi buta. Mood-nya kali ini sudah jauh lebih baik. Dua hari yang lalu ia mengobrol panjang dengan Esa sebelum tidur dan akhirnya sepakat untuk memberanikan diri berbicara yang sebenarnya pada orang tua mereka.

Ternyata respons mereka tak semengerikan yang ada dalam bayangan Nayata. Baik bunda maupun Mama mertuanya tak masalah dengan hal itu dan mereka juga meminta maaf karena membuat Nayata tertekan. Tapi apa kalian tahu yang paling membuatnya terharu adalah kalimat Esa. Nayata kembali mengulas senyum jika mengingatnya.

"Esa sama Nana mau bilang yang sejujurnya sekaligus meluruskan kesalahpahaman kalian soal berita kehamilan Nana. Jadi Nana belum hamil, yang papa dengar waktu itu cuma kesalahpahaman aja. Sejak pulang dari Honeymoon, Nana jadi kepikiran soal hal itu. Dia gak berani bilang sama kalian karena takut kalian kecewa, jadi sekarang Esa mewakili suami Esa buat jelasin semuanya. Esa tau pasti kalian gak sabar pengen punya cucu dari kita, tapi Esa harap keinginan kalian gak akan jadi tekanan buat suami Esa. Maaf kalau bikin kalian kecewa, tapi Esa bakal ngikutin kemauan Nana. Kalau Nana mau punya anak ya kita bisa mulai program, tapi kalau Nana belum siap, Esa gak akan pernah maksa dia. Bahkan kalau Nana gak mau punya anak, gak akan jadi masalah buat Esa. Karena di sini Esa sepenuhnya sadar yang punya kontribusi paling besar itu Nana, dia yang bakal hamil dan melahirkan. Mama sama Bunda pasti tau gimana rasanya, jadi Esa gak mau maksa Nana untuk hal itu. Lagi pula Nana masih muda, dia mungkin punya mimpi yang mau dicapai."

Saat itu Esa benar-benar terlihat mengagumkan di mata Nayata, pria itu berbicara dengan nada yang lembut tapi tetap berwibawa di tambah lagi Esa tak melepaskan genggamannya sama sekali. Intinya masalah kesalahpahaman itu sudah beres sepenuhnya.

🌷🌷🌷

Hari sudah mulai gelap tapi suaminya tak kunjung pulang. Nayata menunggu dengan resah di ruang tamu, ia khawatir karena besok Esa masih harus bekerja, Nayata takut suaminya kelelahan. Untungnya tak berselang lama, suara mesin mobil terdengar bersamaan dengan pintu pagar yang terbuka secara otomatis. Nayata buru-buru keluar, ia melihat Esa turun dari mobil dengan wajah sedikit pucat, pria itu langsung memeluknya erat dan menyandarkan kepala pada bahu Nayata.

"Mas Gapapa?" Nayata merasakan tubuh sang suami yang terasa hangat.

"Aku pusing Na," jawabnya lemas.

Ia meletakkan tangan pada kening Esa dan benar saja pria itu demam, suhu tubuhnya terasa panas. Ia langsung membawa Esa masuk kemudian membantu suaminya berbaring di ranjang.

"Mas kehujanan ya?" Nayata melepas sepatu serta kaos kaki Esa.

"Iya, di sana hujan dari tadi siang."

TEMAN HIDUP | NOMINМесто, где живут истории. Откройте их для себя