29. Alergi?

16.6K 1.9K 108
                                    

Teman Hidup

Teman Hidup

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sudah dua hari ini Esa merasa tidak enak badan tepatnya sih saat pulang dari Batam. Pria itu kelelahan karena harus menghadiri beberapa acara. Seperti biasa, jika Esa sakit maka pria itu akan menempel pada suaminya. Sifat manjanya menjadi sangat besar. Seperti kali ini, Nayata sedang mencicil mengerjakan laporan magang, tapi tak leluasa karena Esa menempel padanya. Pria itu meletakkan kepalanya di bahu Nayata sembari sesekali mencium area leher.

"Parfum kamu baru ya?" sudah kesekian kalinya ia bertanya hal yang sama.

"Astaga nggak mas, aku pake yang biasa."

"Yang ini lebih wangi, aku suka."

Ia sudah berusaha menyingkirkan Esa agar tak menempel padanya dan membujuk pria itu untuk tidur. Tapi Esa selalu menolak, alhasil rasanya Nayata seperti mengasuh bayi besar.

"Mas tangannya ihhh," tegurnya ketika tangan Esa masuk ke dalam piyama tidur miliknya.

"Badan kamu anget Na, tangan aku dingin.".

Nayata mencoba mengabaikan hal itu dan kembali memfokuskan diri pada laporan magang. Sebenarnya tak terlalu banyak yang dikerjakan karena laporan itu dibagi tiga dengan si kembar, tapi ia ingin cepat menyelesaikan agar tidak ada beban.

"Mas mau makan malem sama apa?"

"Mau cream soup sama roti panggang."

"Itu lagi? Gak bosen dua hari ini makan itu terus?"

"Nggak, Sayang. Aku mau itu," Esa mencium pipi bulat Nayata kemudian tersenyum.

Akhirnya, sesuai permintaan Esa, ia membuat cream soup yang dihidangkan bersama roti panggang kering.

"Enak," pujinya, tak berselang lama semangkuk cream soup sudah tandas, "Mau nambah," Pintanya lagi.

Nayata tersenyum senang ketika Esa meminta menambah makanan, karena berarti makannya sesuai dengan selera sang suami. Entahlah seperti ada kepuasan tersendiri untuknya. Setelah mencuci piring dan peralatan masak lainnya ia kemudian menyusul Nayata ke kamar. Pria itu mengambil ponsel dan mengecek beberapa notifikasi yang masuk, setelahnya ia membersihkan diri dan bergabung di ranjang.

"Bunny mana?" tanya Esa.

Bunny merupakan boneka kelinci warna abu-abu milik Nayata yang dibelikan oleh Bubu. Salah satu kebiasaan aneh Esa semenjak sakit adalah menjadikan boneka itu sebagai bantal. Katanya benda itu punya wangi yang unik.

"Tangan," Nayata langsung mengerti, ia mendekat dan mulai mengusap-usap rambut suaminya dengan perlahan persis seperti menidurkan bayi.

"Mas, jadi kayak keponakan aku yang masih kecil," ia melanjutkan lagi, "Good night, Sayang," bisiknya pelan sambil terus mengelus kepala suaminya.

TEMAN HIDUP | NOMINWhere stories live. Discover now