22 - PONSEL BARU

130 31 63
                                    

SAMBIL DENGERIN LAGU DI BAWAH INI YUK

VOTE DULU JANGAN LUPA

SPAM KOMENTAR TIAP PARAGRAF SANGAT DIANJURKAN

SPAM KOMENTAR TIAP PARAGRAF SANGAT DIANJURKAN

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BAB 22 - PONSEL BARU

"Sedang berusaha untuk ikhlas dan melepas apa yang telah pergi. Karena sekuat apapun kamu mengharapkannya kembali, itu akan sulit untuk terjadi."

__________

Kringg... Kring... Kring...

Suara bel terdengar nyaring, pertanda sudah waktunya pulang. Satu persatu siswa mulai keluar dari kelas. Sebagian besar di antara mereka memilih langsung pulang. Namun, tak sedikit pula yang melakukan rapat ataupun mengerjakan tugas kelompok.

Rara berulangkali memeriksa list nama yang dipegangnya. Satu persatu berhasil ia panggil dan kemudian memberi tanda centang di sana.

Seperti perintah Bu Dewi, bahwa siang ini akan ada pengarahan untuk perwakilan SMA Lentera Bangsa yang akan mengikuti Olimpiade besok. Damar dan Rara adalah salah satunya.

Ada 9 bidang pelajaran yang akan dilombakan. Yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Geografi, Komputer, Kebumian, dan Astronomi. Masing-masing hanya diwakili satu orang.

"Indah-indah, liat Damar nggak? Apa masih di UKS?" panggil Rara saat melihat Indah berjalan menuju gerbang sekolah.

"Kayaknya masih, lagi nungguin Putra balik tadi pas gue tanya."

"Ehm, putra? Makasih ya infonya."

"Oke sama-sama, gue langsung pulang, ya!"

"Iya, In," balas Rara seadanya.

Indah pergi meninggalkan Rara, sedangkan Rara lekas menuju UKS untuk menemui Damar.

Sesampainya di depan UKS, Rara berpapasan dengan Putra yang sedang membawa sebuah barang dengan dibungkus di dalam kresek hitam. Keduanya terhenti di depan sana.

"Putra, itu apaan?" sambut Rara dengan sebuah pertanyaan.

"HP Baru, Damar yang minta tolong dibeliin. Dia bilang pengen nelpon Bundanya, tapi HP nya rusak!" terang Putra.

Rara menaikkan kedua alisnya, seperti sedang bingung "Ha? Bunda? Bukannya-" jawabnya menggantung lalu dengan cepat menarik tubuh Putra untuk duduk di depan UKS.

TENTANG DAMARWhere stories live. Discover now