06 - SEBUAH KEPUTUSAN

337 119 285
                                    

HALLO SOB, SELAMAT MEMBACA CHAPTER 6!

SEMOGA MAKIN GREGET DAN JANGAN PERNAH BOSEN!

SPAM KOMENTAR TIAP PARAGRAF! WAJIB

PENCET BINTANG DI POJOK DULU YA SOB, BIAR AUTHOR MAKIN SEMANGAT NULISNYA

ABSEN DULU, JAWAB DI KOMENTAR KALIAN APA KABAR?

•••

BAB 6 - SEBUAH KEPUTUSAN


[Pada kenyataannya yang kejam bukanlah dunia, tapi manusia-manusia yang ada di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Pada kenyataannya yang kejam bukanlah dunia, tapi manusia-manusia yang ada di dalamnya.]

***

"Sekarang lo tinggal pilih ikut gue buat nemuin Reyhan, atau lo ikut ulangan biologi di kelas! Semua keputusan ada di tangan lo. Gue gabakal main kasar," ancam Lintang, kini sedikit lebih tenang menurunkan jari telunjuknya kebawah.

"O-oke, gue ikut lo. Gue emang terlalu egois kali ini dan makasih udah berusaha ngingetin gue," jawab Damar gugup, kemudian merapikan seragamnya yang berantakan akibat cekalan Lintang.

"Bagus, sekarang Lo ikuti gue! Agak kenceng naiknya," ajak Lintang dan melangkah dengan buru-buru, beralih menuju mobilnya untuk segera mungkin pergi ke rumah sakit menemui Reyhan.

"Oke," balas Damar singkat dengan nada pasrah.

"Semalam, di grup lo udah tau kan, kalau Reyhan kehabisan Darah!" imbuh Lintang menegaskan, sesekali kembali menatap Damar masih terlihat penuh amarah.

"Hm, gue tau. Yaudah ayo langsung aja!"

Keduanya kembali membelah jalanan yang sekarang sudah lebih macet dari sebelumnya. Waktu sudah semakin siang, jikalau mereka nekat ke sekolah pasti gerbang sudah ditutup dan akan sia-sia.

Persahabatan memang tak bisa menggantikan apapun. Bahkan nilai sebuah ulangan tak akan ada artinya dibanding seorang sahabat yang sedang membutuhkan pertolongan.

Lintang memang kasar, menjadi ketua dari salah satu geng yang paling ditakuti di sekolah. Namun, ia lebih paham arti persahabatan yang sebenarnya. Kali ini ia ingin mengajak Damar untuk bisa memahami arti persahabatan yang sesungguhnya.

Lintang fokus mengendarai mobilnya yang telah melaju di depan sana. Damar yang berada di belakangnya masih terus mengikuti mobil Lintang. Keduanya melaju dengan kecepatan cukup kencang.

Baru beberapa menit berkendara, Lintang mengerem mobilnya. Damar ikut berhenti tepat seperaekian detik kemudian di belakangnya, kemudian Lintang mengajak Damar masuk ke dalam rumah makan yang cukup mewah. Mereka duduk di dalamnya, lalu memesan beberapa makanan dan minuman.

TENTANG DAMARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang