30 - AKU PASTI BISA

99 18 23
                                    

Aku update lagi, ada yang kangen?

Absen dulu, kalian apa kabar?

Baca bab ini jam berapa?

•••

Vote dulu sayang, biar aku semangat nulisnya.

Komentar yang banyak, boleh spam asalkan sopan!

Ajak teman kamu buat baca cerita ini, supaya bisa 10K pembaca sebelum 2021 berakhir.

Ajak teman kamu buat baca cerita ini, supaya bisa 10K pembaca sebelum 2021 berakhir

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

BAB 30 - AKU PASTI BISA

Tidak perlu menjadi orang lain untuk bisa terlihat bahagia. Cukup menjadi diri sendiri dan lebih bersyukur supaya bisa jauh lebih bahagia.

__________

Damar terlihat sedikit mendesis perih. Kemungkinan besar itu akibat yang dirasakan dari sayatan baru di sana. Reyhan nampak canggung untuk mendekat, ekor matanya tak bisa membohongi rasa khawatirnya sekarang.

"Lo beneran nggak masuk sekolah? Sayang banget nggak sih, bukannya  lo paling seneng ikut Olimpiade. Nah, ini pas hari H malah nggak masuk?" Reyhan membuka obrolan, setelah ada hening sejenak dan mengabaikan sayatan juga darah di lengan Damar.

"Gue bingung, banget malah. Sebenernya gue pengen masuk. Tapi keadaanya lagi gak bener gini," balas Damar kemudian menutupi luka yang ada di lengannya. Sayatan yang sepertinya memang disengaja.

"Tunggu, jangan ke mana-mana. Gue ambilin sesuatu buat lo!"

Damar tak membalas, dia hanya mengangguk paham. Sambil sesekali memejamkan kedua matanya yang masih ingin tertidur kembali.

Tak berselang lama, Reyhan kembali menemui Damar yang masih terduduk di atas ranjang. Reyhan membawa kapas, obat merah, dan juga plaster. Buat apalagi kalau bukan untuk sahabatnya itu.

Reyhan meletakkan semua itu di atas nakas yang berada di samping ranjang. Kemudian, perlahan ia membuka seprei yang digunakan Damar menutupi lengannya yang tersayat. Sudah banyak darah yang mengalir, bahkan membuat seprei berwarna putih itu ternodai dengan bercak darah secara acak.

"Ish, lo ngapain sih rey. Pakai bawa-bawa beginian," tolak Damar, tak ingin membuat Reyhan khawatir.

Reyhan tak peduli dengan ucapan itu, justru dengan cepat menyisihkan seprei itu menjauh. "Udah nurut aja sama gue, lo gak boleh kayak gini!" ucapnya, membuat Damar pasrah begitu saja.

Dengan hati-hati Reyhan mengobati luka-luka yang ada di sekitar pergelangan tangan Damar. Padahal Damar sudah menolak untuk mengobatinya sendiri, namun Reyhan tetap bersikeras untuk memaksa.

TENTANG DAMARDove le storie prendono vita. Scoprilo ora