Part 4

50.1K 1.6K 85
                                    

Part ini aku dedikasikan untuk nurulsukmakholifah dan baeyoong
Terimakasih untuk komentar penasarannyaa..

Part ini aku dedikasikan untuk nurulsukmakholifah dan baeyoongTerimakasih untuk komentar penasarannyaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Awalnya Rangga tak tahu bahwa ia lahir di luar negeri. Siapa yang menyangka kalau dirinya lahir di benua lain kalau sedari kecil saja ia sudah tinggal di Indonesia, ia sama sekali tidak memiliki kenangan tinggal di negara berbahasa inggris manapun.

Rangga tahu bahwa ia memiliki sedikit campuran darah Amerika saat ia masuk sekolah dasar. Neneknya membantu Rangga memakai baju putih dan celana merah pertamanya hari itu dan saat berangkat ke sekolah, ibu gurunya memanggil Rangga ke kantor, menanyakan apakah Rangga mengerti bahasa indonesia dengan baik.

Bukannya Rangga tidak kaget dengan informasi yang gurunya katakan. Hanya saja ia jarang menunjukan ekspresi di wajahnya yang terbiasa datar, sudah sedari lama sebenarnya Rangga ingin tahu dimana ibunya berada namun bapak bilang kalau ibu Rangga meninggal setelah Rangga lahir dan di hari pertama ia masuk sekolah, Rangga baru tahu kalau ibunya kemungkinan adalah orang Amerika karena Rangga lahir di sana.

Sejak kecil Rangga tinggal bersama neneknya di rumah tua milik keluarga bapak. Kakeknya sudah meninggal sedangkan bapaknya bekerja di kota. Setiap semester sekolah, bapaknya datang ke desa untuk menjenguk Rangga.

Rangga ingat, ia sangat senang sewaktu bapak pulang membawa banyak mainan dari kota, Rangga dan teman-temannya akan bermain secara bergantian dan saat itu Rangga merasa bahwa ia sudah memiliki dunia dalam genggamannya. Ada mainan baru dari bapaknya yang sekarang berada di rumah, dan Rangga memiliki banyak teman yang mau bermain dengannya.

Namun saat melihat senyum bahagia Bapaknya malam ini, Rangga baru mengerti apa arti memiliki dunia yang sesungguhnya. Rangga belum pernah melihat senyum sebahagia itu di wajah bapak, anehnya hati Rangga menghangat walau ia tahu mungkin saja pernikahan Bapaknya dan Nyonya Arabel akan memiliki sedikit hambatan.

Contohnya saja hambatan dari anak perempuan satu-satunya Nyonya Arabel yang datang ke pertemuan ini dengan tampang masam. Memasang wajah sesangar mungkin saat memandang kebahagiaan kedua orang tua mereka.

Rangga ingin mengakui bahwa efek tampang sangar yang ditunjukkan Anindira Arabel justru membuat wajahnya terlihat menggemaskan.

Rangga mengingat hewan piaraannya dulu, ia punya hamster yang lucu namun saat lapar si manis itu tak segan-segan untuk menggigit Rangga dan memasang wajah marah padanya.

Itu terlihat persis dengan tampang Anindira-adik tiri barunya saat ini. Diam-diam ada setitik kerutan senyum di ujung bibir Rangga saat memperhatikan gadis dengan sepatu tinggi itu menghentakkan kakinya di bawah meja makan, mencari perhatian dari kedua orang yang sedang dimabuk cinta.

"Anin, kenapa gak makan? Ayo ajak Caca makan juga. Mamah udah siapin semua masakan kesukaan kamu. Mulai sekarang kamu bisa panggil Om Batara dengan sebutan papah dan Rangga dengan sebutan Mas ya..." Nyonya Arabel berkata penuh senyum, seakan tak melihat bahwa ada sinar laser di mata anak perempuannya.

Kamar SebelahWhere stories live. Discover now