"Naresh! Fokus menghadap ke papan tulis," tegur guru itu pada Naresh.

"Maaf bu," ucap Naresh lalu kembali memperhatikan ke papan tulis. Ia sesekali melirik-lirik jam yang ada ditangannya, berharap waktu segera berganti menjadi jam istirahat. Ia harus menjelaskan semuanya pada Senja.

Istirahat telah tiba.. kring.. kring..

Naresh langsung berlari keluar kelas setelah guru yang mengajar telah keluar lebih dulu. Setelah berlari melewati beberapa kelas, akhirnya ia sampai didepan pintu kelas Senja. Tak ingin berlama-lama, ia pun masuk untuk menemui Senja dan menjelaskan semuanya.

"Senja," panggil Naresh.

"Lo brengsek. Ngapain lo masih ngejar-ngejar sahabat gue? Nyari mati lo?" Ucap Edrea dengan emosi yang meledak.

"Senja," panggil Naresh masih terfokus pada Senja, tanpa mempedulikan makian Edrea.

"Gue mau jelasin semuanya sama lo," pinta Naresh sambil mendekat ke arah Senja.

"Ih sayang, aku cariin juga," ucap Kayla sambil menggandeng lengan Naresh.

"Murahan," celetuk Edrea sambil menatap sinis ke arah Kayla.

Senja hanya menatap malas ke arah Naresh dan Kayla. Muak sekali melihat drama ini.

"Temen lo tuh yang murahan," ucap Kayla sambil tersenyum miring.

Senja hanya tertawa saja mendengar ucapan Kayla. Darimana ia terlihat murahan?

"Lo kalo mau ngatain gue murahan, sebaiknya liat diri lo sendiri. Tingkah lo sekarang ini bisa dibilang murahan loh," jawab Senja sambil meledek.

Kayla sedari tadi sudah menahan tangannya untuk tak menampar Senja. Ia hanya ingin lihat bagaimana anak lemah ini menjawab ucapannya.

"Lo juga harusnya ngaca. Diri lo itu pelakor, udah tau Naresh pacar gue, masih aja lo deketin," ucap Kayla tak mau kalah.

"Bahkan lo bukan tipe yang gue mau. Jangan kan jadi pacar lo, jadi orang yang kenal lo pun gue gak mau," jawab Naresh sambil menyentak tangan Kayla dari lengan nya.

"Sayang kok kamu gitu sih," ucap Kayla sambil merengek manja.

"Drama lo alay. Lo ngomong pelakor sama aja kaya lo ngomongin diri sendiri. Lo gak inget siapa penghancur kebahagiaan gue?" Tanya Senja sambil menatap nyalang ke arah Kayla.

Plak!

"Kurang ajar lo!" Ucap Kayla yang ingin menampar Senja sekali lagi, namun berhasil ditahan oleh Naresh.

"Tangan lo mau patah?" Ancam Naresh pada Kayla.

"Gak anak nya, gak nyokap nya, sama sama pelakor," ucap Kayla sambil tersenyum miring ke arah Senja.

Bugh!

"Tangan gue lagi males nampar orang. Jadi gue nonjok lo aja, setimpal lah sama omong kosong lo itu," ucap Senja sambil terkekeh.

"Gara-gara lo hidung gue berdarah. Gue bakal panggil bokap gue kesini buat minta lo dikeluarin dari sekolah!" Ucap Kayla sambil keluar dari kelas Senja.

Senja hanya mengangkat bahunya acuh. Ia tak peduli jika dikeluarkan dari sekolah, lagipula jika keluar dari sekolah, artinya ia tak akan bertemu lagi dengan Kayla.

"Ikut gue," ucap Naresh menarik pelan tangan Senja.

Naresh membawa Senja ke taman belakang sekolah untuk menjelaskan semuanya agar tak terjadi salah paham.

"Sini duduk," ucap Naresh menepuk kursi disampingnya.

Senja pun duduk, lalu menatap Naresh masih dengan tatapan datar.

SENJALUKAWhere stories live. Discover now