32. Adiva Menghilang! 🌷

Mulai dari awal
                                    

Alvian membuka mata lalu merotasikan kedua bola matanya. "Ganggu aja lo! Gue lagi minta dinikahin ke sugar mommy yang seksi dan bohai."

"Jangan lupa kamu udah punya cincin di jari manis." Adiva mengingatkan.

"Oh, iya." Alvian tersenyum tipis, mengacak rambut tunangannya gemas lalu meniup lilin.

"Yey!!" Adiva bertepuk tangan.

"Makasih udah rayain gue ultah."

"Sama-sama Alvian. Aku punya hadiah untukmu." Adiva menaruh kue lalu berganti dengan hadiah di tangan.

"Apa, nih?" tanya Alvian melihat hadiah yang dibungkus cantik dengan kertas kado bermotif batik.

"Buka aja," jawab Adiva.

Adiva hendak membuka, tapi Adiva mencegah.

"Tunggu!"

"Kenapa?"

"Bukanya di rumah aja, deh. Malu!"

"Kenapa harus malu?" tanya Alvian berkerut kening.

"Hadiahnya jelek!" sahut Adiva. Ia merajut syal untuk Alvian. Itu isi kadonya.

"Maunya sekarang!"

"Di rumah aja, plis!"

"Hmm ya udah, mana ucapannya buat gue?"

"Happy birthday, Alvian!"

"Gak denger!" teriak Alvian. "Sini! Deketan!"

Adiva berjinjit dan berteriak di telinga Alvian. "HAPPY BIRTHDAY, ALVIAN INDOMARTIN!!"

Alvian mengukir senyuman di wajah. Cowok itu melingkarkan tangan di pinggang Adiva lalu mengecup pucuk kepala Adiva. "Makasih, Baby. Love you."

"Love you more," jawab Adiva tersipu.

"Dih, dih, malah ngebucin!" seru Weggyana yang baru saja tiba beserta Willy, Tio dan Popo seusai membeli minum.

"Sirik bilang Bos!" sahut Alvian anteng.

"Gak ye. Gue juga bisa ngebucin," jawab Weggyana seraya menggandeng tangan Willy.

"Gak usah pamer lo pada. Gue juga ada!" Tio merangkul pinggang Popo dengan posesif.

"Sialan. Gue gak belok!" Popo menepis tangan Tio. Semua orang terkekeh.

"Udah, ah. Kita mau ngucapin happy birthday buat Alvian tau. Happy birthday! Makin tua lo," ucap Weggyana seraya menjabat tangan Alvian.

"Nih, hadiah dari gue sama Eegku Sayang. Selamat ulang tahun, Bro." Willy menyerahkan paper bag Adidas.

"Thanks." Alvian menerima hadiah itu dari Willy.

"Kalo kita juga ada nyiapin hadiah, Al," ucap Tio lalu mengeluarkan sapu tangan hitam dari saku celana. "Tutup mata lo pake ini."

"Mau ngapain, Jing?" Alvian jadi curiga.

"Ikutin aja," ucap Popo seraya membantu Tio menutup Alvian pakai sapu tangan.

"Div, pinjem Alpian ya!" seru Tio mendorong Alvian entah ke mana.

"Ikut!" rengek Adiva tidak ingin ditinggal.

"Ini acara para lelaki!" seru Tio yang suranya sudah menjauh, meninggalkan Adiva dan Weggyana di tempat. Sementara, para lelaki pergi.

ALVIVA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang