"Jangan ribut. Gue mau nonton," ucap Senja sambil melepaskan tangannya dari Naresh dan Regan.

"Jangan deket deket Regan," ucap Naresh sambil berbisik.

Senja menoleh lalu terkekeh. "Engga."

Regan sedari tadi mencuri curi pandang ke arah mereka berdua. Melihat Senja yang terlihat nyaman bersama Naresh membuat hatinya sakit. Ia berusaha untuk menyangkal semua perasaan itu, namun hasilnya malah gagal. Nyaman nya Senja bersama Naresh, begitupun nyaman nya Naresh bersama Senja. Tapi bolehkah ia egois? ia ingin nyaman nya Senja bersama dengannya, bukan Naresh. Ia juga sadar jika dirinya tak ada apa apanya dibanding Naresh. Urakan, bandel, hobi berantem, mana bisa membuat Senja nyaman.

Pertandingan basket telah dimulai, membuat ketiga nya menjadi memfokuskan pandangan ke arah lapangan. Senja bertepuk tangan ketika melihat Arjuna berhasil mencetak poin pada babak pertama. Permainan terus berlanjut hingga babak terakhir dimulai. Ini yang Senja tunggu tunggu, karena dibabak ini benar benar menegangkan.

Arjuna kembali mencetak poin. Naresh dan Senja yang melihat itu langsung berpelukan secara tak sadar.

"Eh maaf gak sengaja," ucap Senja dengan sedikit malu.

"Gapapa," jawab Naresh dengan terkekeh sambil menutupi rasa salting nya.

Regan yang melihat itu langsung membuang mukanya ke arah lain. Lagi lagi ia ingin merasakan diposisi itu.

Pertandingan telah selesai dan dimenangkan oleh Arjuna. Ketiga nya pun turun dari tribun untuk menghampiri temannya masing masing.

"Selamat," ucap Naresh sambil menepuk nepuk bahu Arjuna.

"Thanks," ucap Arjuna sambil tersenyum dan menepuk nepuk bahu Naresh.

"Keren, selamat ya," ucap Senja dengan tersenyum kecil.

"Wah ibu bos dateng juga. Thanks ya," ucap Juna sambil terkekeh.

"Lo sih ribet banget pake ngurusin mumun segala, jadi gak bisa nonton Juna tanding kan," ucap Raga dengan kencang sehingga Arjuna, Naresh, dan Senja dapat mendengar.

"Gue yakin nih pasti rusuh," ucap Arjuna mewanti wanti.

"Lo menang gak Jun? Pasti menang kan?" Tanya Kenzie dengan riang menatap Arjuna.

"Menang Ken," ucap Juna dengan tersenyum.

"Jun sorry ya gak bisa nonton. Si Kenzie nih ngurusin mumun yang lagi lahiran," ucap Raga dengan kesal.

"Sebagai kakek yang baik harus kaya gitu," ucap Kenzie dengan melirik sinis ke arah Raga.

"Sadar mumun itu kucing," ucap Raga tak habis pikir dengan temannya ini.

"Selamat," ucap Alka menepuk bahu Juna.

"Thanks."

"Gue cabut duluan deh, mau pergi lagi," pamit Naresh pada teman temannya.

"Beda emang deh yang bucin," sindir Kenzie sambil tertawa.

"Bucin sama orang yang tepat rasanya bahagia banget ya Resh," ledek Raga sambil terkekeh.

Naresh hanya bisa terkekeh mendengar ledekan temannya. Ia menarik pelan tangan Senja untuk keluar dari lapangan.

SENJALUKAWhere stories live. Discover now