49- Pergi Selamanya

Start from the beginning
                                    

Setelah kamar itu terbuka, Olivia menggigiti bibir bawahnya menahan tangisnya yang ingin keluar lagi, Lagi, Dan lagi.

•••

"Makan, Sini," hal itu dapat membuat lamunan Olivia buyar seketika. Ia menatap Adhi yang berjalan kearahnya dengan membawa nampan berisi nasi dan air.

Keadaan Olivia sama persis seperti kanebo kering. Duduk dengan tatapan kosong, Badan kurus dan rambut yang acak-acakan, Tetapi tidak mengurangi sepeserpun kadar kecantikan gadis itu, Adhi yang mengakuinya sendiri.

Adhi duduk di samping Olivia yang duduk diatas ranjang, "Gimana lo kua kalo gak makan hm?" ucapnya mengelus lembut lengan Olivia yang dingin.

"Kuat kok.." lirih gadis itu.

Tiba-tiba Olivia melepas kalung keturunan keluarga Atmajaya yang melekat dileher putih susunya, Hal itu tentu saja membuat Adhi bingung dan bertanya-tanya.

"Kenapa dilepas?"

Olivia mendongak menatap manik elang cowok itu, "Boleh ya," cicitnya sambil menunjuk dagunya diatas nakas.

"Kalung apa?"

"Kalung yang pernah dikasih bunda," ujarnya sangat pelan.

Adhi tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya.

Mata Olivia berbinar mendapat izin dari cowok itu, Dengan refleks Olivia memeluk Adhi. "Makasih," ujarnya tulus.

Adhi yang hampir saja terhuyung ke belakang itu mengangguk samar dengan tangan yang ia lilitkan di pinggang Olivia.

Adhi merasa bahwa setelah gadis itu balik dari kamar mertuanya keadaan gadis itu semakin parah. Tetapi ia maklumi, Mungkin, Olivia masih belum percaya sepenuhnya bahwa mertuanya yakni orang tua Olivia sudah meninggal dunia, Meninggalkan Olivia bersamanya.

Detik kemudian Adhi merasa baju hitam oblongnya yang basah dan punggung Olivia bergetar. Apakah gadis itu kembali menangis?

Adhi segera mengangkat kepala gadis itu saat merasakan punggung cewek itu semakin bergetar hebat, "Why?" tanyanya.

Iris mata coklat Olivia menatap dalam mata tajam dihadapannya itu, Tangisnya semakin larut.

"Hiks, A-adhi, G-gue, Hiks."

Adhi yang mengertipun kembali merengkuh tubuh Olivia kedalam dekapannya dan mengusap rambut gadis itu.

"Lo dulu pernah bilang sama gue--"

"Sedih boleh, Tapi, Jangan sampai larut. Inget, Dunia masih butuh lo besok,"

"Iyakan?" lanjut Adhi memastikan yang diangguki lucu dengan mata yang terus berlinang dan hidung memerah oleh gadis kecilnya itu.

"Gue tau apa yang lo rasain, Gue juga ngerasain hal yang sama kayak lo saat ini, Kehilangan. Gue emang bisa dibilang baru aja kenal orang tua lo, Tapi, Gue udah anggap mereka orang tua gue juga waktu kita resmi nikah."

Olivia terus menatap mata Adhi yang juga menatap manik teduhnya itu.

"Jangan lupa besok bangkit karena dunia masih butuh lo, Boleh kok nangis, Puas-puasin aja kalo itu bikin lo tenang, Tapi inget, Kesehatan juga jangan sampai drop. Oke?"

ALAVIA (TERBIT)Where stories live. Discover now