Bagian Duapuluh Tujuh

10.6K 904 29
                                    

Dan Dia bersama kamu, di mana saja kamu berada.

Q.S Al-Hadid ayat: 4

-Asma Cinta, Fathur-

NrAida

——————————————

Koreksi Typo

Happy Reading

Bismillah





"Sudah?"

Arumi menoleh, lalu menganggukkan kepalanya. Arumi kembali menunduk melihat cincin di jari manisnya. Cantik dengan ukuran pas di jarinya. Tidak kekecilan ataupun longgar. Sudut bibir Arumi berkedut, menahan diri agar tidak tersenyum. Kendati, senyum kecil itu tidak dapat ia tahan.

Ini kali kedua Arumi dan Fathur datang ke toko perhiasan untuk mengambil cincin yang sebelumnya telah ditentukan desain serta ukurannya. Tentu saja Arumi tidak hanya berdua bersama Fathur karena ada Ria yang mendampingi mereka.

Cincin pilihan Arumi terlihat sederhana dengan dua lingkaran serta sebuah permata berbentuk oval memperindah cincin tersebut. Selain itu, permata berukuran kecil juga menghias lingkaran cincinnya.

"Wah, cantik banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wah, cantik banget." ucap Ria sembari memerhatikan Arumi yang tengah melepaskan cincinnya. Dan, setelahnya Arumi memberikan cincin itu kepada karyawan toko perhiasan yang sejak tadi melayani.

"Mohon di tunggu sebentar, ya."

Arumi dan Ria kompak mengangguk saat karyawan toko itu membawa cincin tersebut ke belakang untuk di bungkus. Ria melihat jajaran perhiasan di dalam kaca. Kemudian Ria menoleh melihat Fathur di samping kanannya, Ria menusuk pelan bahu Fathur dengan jari telunjuknya.

Ria tersenyum, ia mengisyaratkan Fathur agar menunduk dengan gestur tangan. Saat Fathur sudah menunduk lantas Ria membisikkan sesuatu. Fathur tersenyum kecil mendengar apa yang adiknya bisikkan, lalu sorot matanya melirik ke arah Arumi.

"Gimana, Mas?" tanya Ria setelah berbisik dengan Fathur.

"Iya." balas Fathur.

Ria tersenyum lebar, lalu mengangguk semangat. Fathur tersenyum dan mengusap kepala adiknya. Fathur kembali melirik Arumi yang tengah menunduk memainkan jarinya. Menghitung hari, tidak lama lagi Arumi dan Fathur akan menjadi pasangan suami istri dan Fathur sudah tidak sabar menanti hari itu tiba.

Malam itu, Fathur sangat berbahagia karena jawaban yang diberikan Arumi. Berselang dua hari dari malam itu, Fathur mempersiapkan semua hal yang diperlukan untuk mengkhitbah Arumi. Dan, di hari Fathur datang membawa keluarganya di saat itu pula mereka menentukan tanggal pernikahan, membicarakan persiapan pernikahan dan segala hal. Mungkin terdengar begitu cepat, namun rasanya tidak ada yang perlu di tunggu karena sesuatu yang baik harus di segerakan.

Asma Cinta, Fathur (SELESAI) REPUBLISWhere stories live. Discover now