Bagian Tujuhbelas

10.3K 902 19
                                    

Double up nih🏇🏇

Ramaikan🤕

Laki-laki mungkin bisa menikahi wanita lain di saat dia sudah memiliki istri, tapi wanita tidak bisa menikah lagi saat masih berstatus sebagai istri orang lain.

-Asma Cinta, Fathur-

NrAida

————————————

Ada yang mengatakan hidup ini tidak selalu mendatangkan kebahagiaan, karena sesungguhnya hidup ini seperti bianglala yang selalu berputar. Kadang juga seperti roller coaster yang melaju begitu cepat.

Tetapi, sesungguhnya hidup juga tidak selalu menyedihkan. Bukankah dunia hanyalah tempat untuk menyimpulkan bekal menuju kehidupan yang sebenarnya di akhirat kelak?

Ya, memang terkadang seakan Allah tidak adil dalam memberi ujian. Tetapi, ketahuilah bahwa Allah sudah menyiapkan hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Setiap air mata akan ada senyuman, setiap kepahitan akan tergantikan dengan yang manis.

Dan perlu untuk kita ketahui bahwa di luar sana ada begitu banyak orang yang lebih keras hidupnya, ada yang lebih kesakitan daripada kita. Tetapi, mereka tetap tersenyum, tetap kuat, tabah dan semangat melalui proses kehidupan. Mereka begitu ridho menerima takdir, dengan hati yang ikhlas.

"Arumi?"

"Eh, iya Papa?"

Wira tersenyum melihat raut kebingungan Arumi. Sejak tadi Wira memerhatikan putri kecilnya itu seperti tengah melamun, dan ternyata benar. Saat Wira memanggil Arumi berkali-kali, namun tidak ada sahutan.

"Ada apa? Papa panggil tapi Arumi tidak jawab. Ternyata melamun, ya?"

Arumi meringis, ia tersenyum kaku. "Maaf Papa, Arumi tadi cuma lagi kepikiran aja." balasnya.

Wira mengangguk, ia mengusap pelan kepala Arumi. "Arumi mau makan siang di sini atau di kantin?"

"Di kantin aja, Pa. Arumi enggak enak kalau makan di ruangan Papa."

"Oke, baiklah. Ayo kita ke kantin, Papa sudah minta suster untuk menemani Ibu. Sebelum kita ke kantin, kita temui Ibu dulu."

Arumi mengangguk, ia lantas beranjak. Sedari tadi Arumi berada di ruangan Wira karena sang ibu tidak mau di temani. Tadi, Arumi juga melakukan videocall dengan Mami Uni dan Ody. Mereka saling melepas rindu meski harus melalui virtual.

"Ayo."

Arumi tersenyum saat Wira menggamit lengannya melangkah keluar dari ruangan. Arumi jadi teringat dengan masa kecilnya yang selalu bermain dengan Wira. Keduanya berjalan menuju ruangan cuci darah Wulan.

Arumi tersenyum, ia senang karena untuk beberapa waktu yang lama ia akan selalu bisa bersama Wira. Saat Arumi kecil, Wira selalu menggendong nya. Menceritakan dongeng untuk pengantar tidur Arumi—yang ternyata saat Arumi tumbuh dewasa cinta pertamanya sudah tidak bisa ia miliki seutuhnya.

"Wira."

Langkah Arumi dan Wira terhenti, Wira menatap lurus ke depan di mana seorang pria tengah berjalan mendekati mereka.

Wira menunduk saat merasakan remasan di lengannya. Wira mengangguk pelan dengan senyuman saat Arumi menatapnya, seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.

"Wira,"

"Rudi."

"Ternyata benar, sudah lama kita tidak bertemu."

Asma Cinta, Fathur (SELESAI) REPUBLISWhere stories live. Discover now