part 58 UGD

365 18 0
                                    

"Van, lo harus bertahan, lo nggak boleh ninggalin kita" gumam Rio dengan tangan gemetar saat memegang lengan cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Van, lo harus bertahan, lo nggak boleh ninggalin kita" gumam Rio dengan tangan gemetar saat memegang lengan cowok itu.

"k-kalau lo pergi persahabatan kita gimana? Kalau lo pergi gue sama Kevin harus gimana?" monolog Rio sekali lagi

Dengan kasar Manda menghapus kasar pipinya. Mata yang semakin sembab saat melihat ketiga cowok itu. Ia tidak sanggub lagi jika melihat mereka menangis dan memohon seperti ini. Dengan tangan gemetar Manda mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"plis angkat" gumam Manda

Sudah berkali kali Manda menghubungi seseorang tapi, tak kunjung mendapatkan respon sampai pada akhirnya ia mulai mematikan ponselnya akibat suara ambulance yang mengarah ke arahnya.

Beberapa tugas medis mulai keluar bersamaan dengan mengeluarkan brankar ambulance. Mereka semua berlarian menuju Vano yang di penuhi dengan darah. Kevin dan Rio sama sama berdiri saat melihat tubuh sahabatnya ini di angkat di atas brankar.

"Man, lo hubungin Shela sekarang" ucap Rio pada Manda.

"gue udah hubungin Shela tapi nggak di angkat angkat"

"biar gue yang coba" potong Kevin saat berada dalam ambulance

Di dalam ambulance tak ada yang bersuara selain suara monitor dari detak jantung cowok yang kini sedang terbaling lemah tak berdaya. Jika Kevin sekarang sedang mencoba untuk menghubungi Shela. Lain halnya dengan Rio yang sedang menatap kosong Vano. Air matanya terus mengalir ia tak sanggub melihat sahabatnya terbaling lemah seperti ini. Vano yang ia kenal cowok kuat kini berubah menjadi cowok lemah tak berdaya. Di lain sisi Manda mencoba untuk menahan suara tangisannya yang terus ia tahan.

Sudah sepuluh kali Kevin mencoba menghubungi Shela namun tak kunjung di angkat.

Kevin tau arti tatapan Manda segerah menggelengkan kepala, pertanda bahwa Shela masih belum bisa di hubungi.

Kini Kevin mulai menatap wajah Vano yang kini sedang terpejam. "gue yakin lo pasti kuat"

Saat sudah sampai di rumah sakit Rio, Kevin, Manda dan dua suster yang ada disana ikut membantu mendorong brankar Vano menuju UGD. Suara tangisan Kevin semakin menjadi jadi saat menyadari tangan Vano mulai dingin. Ia benar benar takut jika sahabatnya ini sampai meninggalkannya. Terus bagaimana dengan janji janji mereka bertiga? bagaimana mereka akan mengaadakan reonian beberapa tahun kemudian? Apa seemua janji itu hanya tinggal kenangan?

"plis jangan pergi sekarang, kita masih butuh lo" ucap Rio dalam hati yang tentu saja tidak ada satupun orang yang bisa mendengar perkataan nya barusan.

Pandangan Kevin, Rio dan juga Manda terhenti ketika melihat dua suster sedang mendorong brankar disana. Seperti disambar petir Kevin, Rio dan Manda seketika sama sama berhenti mendorong brankar Vano. Bukan brankar itu yang mereka lihat tapi, seseorang yang sedang terbaring lemah di atas brankar sana. Mata yag sedang tertutup rapat rapat seperti tak mau melihat dunia.

ALVANO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang