xxvi. liburan lah, masa enggak?

694 101 12
                                    

Sore ini Una duduk di kasur sambil membungkus dirinya dengan selimut tebal berwarna magenta tanpa motif apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore ini Una duduk di kasur sambil membungkus dirinya dengan selimut tebal berwarna magenta tanpa motif apapun. Una memandangi jendela yang kini penuh dengan butiran air hujan. Awalnya di jam empat sore tadi yang turun hanya gerimis, tapi intensitas air yang turun semakin lama semakin deras dan gerimis itu sekarang bertransformasi jadi hujan deras disertai angin yang cukup kencang.

Cewek itu menghela napas, merhatiin ponselnya yang dibiarkan menyala dan menampilkan foto dirinya dan Jeffri waktu cowok itu wisuda dua hari lalu.

Senyumnya mengembang, lalu mengendur begitu ingat ketakutan yang dia alami beberapa hari terakhir ini.

"Na, kok jarang aktif di sosmed sih sekarang?"

Di dalam kamar juga ada Yara. Sepulang menghadiri acara di kantor Ayahnya, Yara memutuskan buat main ke rumah Una sambil bawain beberapa makanan.

"Lagi males main sosmed."

"Beneran?"

"Bener."

"Bukan karena ada alasan lain kan?"

"..."

Yara mendengus, lantas dia naruh dessert box yang barusan dia makan itu ke meja dan beralih duduk di sebelah Una.

"Gue lebih sering tau sesuatu tentang lo tuh dari orang lain ketimbang dari lo sendiri, Na."

"Contohnya?"

"... Hanggara."

Una membulatkan matanya. "Dery yang kasih tau?"

Yara ngangguk.

"Apa aja yang dia bilang?"

"Semua. Tentang hubungan lo sama Hanggara yang dulunya temen deket tapi ternyata dia punya maksud nggak baik dengan jadi temen lo, tentang lo yang bahkan menolak buat ketemu siapapun kecuali Bunda sama dokter, dan tentang lo yang akhir-akhir ini ngerasa nggak aman karena Hanggara selalu nelfon lo."

"He told me everything,"  lanjutnya.

Una nunduk, mainin kukunya. Yara notice ada darah di pinggiran kuku temennya itu.

"Na, Jeffri tau nggak?"

"Soal ini?"

"Does he know about this? Tau nggak dia kalau lo suka ngelukain diri lo kayak gini?" Tanya Yara sambil nunjuk kuku Una.

"Yar, nggak gitu." Una menyanggah. "Gue cuma, apa ya, kadang gue suka tiba-tiba panik. Gue nggak tau harus ngapain dan gue reflek aja gigitin kuku. Terus... berdarah."

"Tetep aja, lo udah ngelukain diri sendiri." Yara bangkit dari kasur, merogoh isi tasnya dan ngambil kotak P3K kecil yang selalu dibawa kemanapun Yara pergi.

"Sini gue obatin dulu," ujarnya sambil dengan telaten ngobatin kuku temannya itu. "Kalo soal Hanggara, Jeffri udah tau?"

"Udah."

21:00, jaehyun.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang