Setelah kejadian mati lampu dua hari lalu, Una jadi gengsi mau chat Jeffri duluan. Tepat setelah Jeffri selesai cerita soal Acha, tanpa ngomong sepatah kata-pun Una langsung lari dan masuk ke kamar.
Bayangin aja dia gelap-gelapan di kamar.
Tapi salahin Jeffri juga! suruh siapa malah cerita masa lalu nya sama Acha sambil senyum-senyum padahal nggak ada yang nyuruh?
"Teh, itu si Bunda main apaan sih?" Tanya Ayah yang sukses membuyarkan lamunan Una.
"Itu, yah, piano tiles."
Ayah gelengin kepalanya heran, "Bunda, udah atuh dari pagi hp wae."
"Bentar, Ayah, ini Bunda lagi mau ngalahin skor nya si teteh. Bisa-bisa nya dia dapet skor dua ribu ai bunda masa cuma dua ratus??"
Baik Ayah, Una, juga Riu langsung ketawa karena celetukan panjang lebar Bunda barusan.
"Kata adek juga si teteh mah nggak terkalahkan, Bun."
"Diem kamu teh, Riu!"
Bunda nya sensi.
"Teh, masih deket sama Jeffri?"
Pertanyaan Ayah barusan sedikit buat Una kaget. Masalahnya udah jalan sebulan lebih sama Jeffri tapi Una belum kasih tau soal ini ke Ayah sama Bunda.
"Ayah, kapan nggak sibuk nya?"
"Kok dijawab pertanyaan lagi, Teh?"
Una garuk lehernya yang nggak gatal, "Jeffri mau ketemu, tapi Ayah nggak ada dirumah terus dari kemarin."
"Mau ngapain?"
"Minta restu."
"Gimana, Teh?"
Una ketawa, "Bercanda Ayaaaaahh."
Ayah menyeruput kopinya, lalu pandangannya lurus ke depan.
"Besok malem Ayah nggak sibuk, Teh. Suruh main kesini aja Jeffri."
*
Di sisi lain, anak-anak kosan lagi sibuk nyiapin ulang tahun Della.
Ceritanya begini, kemarin Jeffri pulang ke rumah Ibu dan ternyata Della sama Mama nya juga ada disana. Karena Della ini bisa dibilang deket banget sama Jeffri, jadilah tadi pagi dia bawa Della buat main ke kosan.
Dan hari ini juga hari ulang tahun Della.
Niat banget emang mereka nyiapin semua ini, soalnya kalo kata Nana mereka nih fans nomer satu nya Della.
"Kue nya mending beli atau bikin, nih?" Tanya Mark sambil motong tomat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
