45- Terbongkar Dan Keterkejutannya

Start from the beginning
                                    

Olivia memejamkan matanya dengan jantung yang berdetak kencang, Ciuman lembut Adhi di lehernya membuat ia mematung. Tanpa Adhi sadari hal itu sukses menerbangkan jutaan kupu-kupu diperut Olivia.

Adhi semakin gancar melakukan aksinya saat mulut Olivia terbuka menahan desahannya. Ternyata leher Olivia adalah titik sensitif gadisnya.

Adhi mengigit gemas leher mulus Olivia membuat Olivia tanpa sadar mencengkeram kuat baju Adhi.

"Jangan digigit," desah Olivia lolos disela-sela kegiatan Adhi.

'Berhasil,' sorak Adhi dalam hati mendengar desahannya merdu yang selama ini ia tunggu.

Adhi menjilat, Mencium, Menggigit leher Olivia dengan gemas hal itu membuat leher Olivia memerah.

Adhi menatap puas hasil karyanya, Satu Kissmark tercetak sangat jelas dileher jenjang Olivia.

Adhi menatap tangan Olivia yang setia mencengkeram bajunya, Ia mencium lembut punggung tangan Olivia.

"Jangan ditahan," suara serak Adhi membuat Olivia semakin tidak bisa berkata-kata. Hatinya dag, Dig, Dug, Serrr...

Adhi melanjutkan aksinya, Ia menciumi sensual telinga Olivia, Lama-kelamaan ciuman itu menjadi jilatan membuat Olivia gelisah dibawah Kungkungan cowok itu.

"J-jan g-gituhhh," Olivia berusaha mendorong bahu Adhi, Tetapi tetap saja tidak ada hasilnya.

Selang beberapa menit, Adhi masih dalam posisinya.

"T-tung--" ucapan Olivia terpotong pernyataan Adhi terlebih dahulu.

"Gue pengen lebih.."

JDARRRR

Jantung Olivia seakan meledak mendengar penuturan Adhi. Jantungnya seperti ingin melompat dari tempatnya, Nafasnya terasa sesak.

'Mamposs, Mati lo,' batin Olivia was-was.

Olivia mendorong kasar bahu Adhi yang sedari tadi menindihnya, Ia berdiri begitu juga Adhi, "Jangan pernah lupa sama janji lo," tegas Olivia menatap nyalang Adhi.

Hati Adhi mencolos mengingat janji yang pernah ia buat. Rasanya ia menyesali itu semua, Ingin sekali menghilangkan hari saat ia mengucapkan janji yang ia sesali saat ini.

Adhi mengusap wajahnya gausar, "Maafin gue, G-gue hampir kelepasan," sesal Adhi frustasi.

Adhi menatap karyanya dileher Olivia, Ia bahkan sudah sampai meraba-raba punggung mulus gadis itu, Hingga menjilat telinga, Dan beruntungnya sampai situ saja, Hal itu membuat Olivia sangat-sangat bersyukur.

Adhi memukul tembok dihadapannya dengan keras membuat Olivia terlonjak kaget, Tubuhnya mundur beberapa langkah.

"Lo bisa pergi," usir Adhi tanpa mau menatap manik Olivia.

Mulut Olivia terbuka sempurna, "Lo ngusir gue? Gue gak tau jal--"

"Gue gak nyuruh lo pulang, Tunggu di ruang tengah," kata Adhi memejamkan matanya menahan amarah.

Blamm

Olivia menutup pintu kamar Adhi saat tubuhnya sudah keluar dari ruangan serba hitam dan abu-abu itu.

"Damn!!!" Adhi memukul samsak tinju yang berada di kamarnya.

"Lagi, Lagi, LAGI!!!!" Adhi mengacak rambutnya frustasi lalu menghela nafas beratnya.

Sedangkan Olivia mengelilingi setiap sudut tempat ini, Ia memikir keras tempat apa tempat serba hitam yang sangat luas ini.

Ia menuruni tangga yang beda dari yang tadi ia lewati bersama Adhi. Ia melangkah maju dan menemukan ruangan menuju dapur yang didepannya terdapat kolam renang.

ALAVIA (TERBIT)Where stories live. Discover now