•66•

2.8K 268 8
                                    

"HAPPY BIRTHDAY, DAVEE!!" pekik mereka dari seberang sana.

"Thank's semuanya!"

"Semoga yang disemogakan segera tersemogakan!" ujar Bintang dengan heboh.

"Cie umurnya berkurang satu nih," celetuk Arsy.

"Yang ada malah bertambah, bego!"

"Mana ada?! Kalau ulang tahun itu tandanya umur kita berkurang karena mendekati kematian,"

"Sy, sumpah serem banget lo bahas kematian. Dave lagi ultah anjir!"

Dave dan lainnya hanya bisa menggeleng heran dengan pertengkaran Arsy dan Bintang. Dimanapun mereka berdua selalu saja berdebat dengan hal yang tidak penting.

"Mengingatkan gue ini, Bin biar makhluk laknat kayak lo bisa ingat sama yang namanya kematian."

"Gue usir iya lo, Sy!"

"Canda bos canda!" Arsy melambaikan tangannya pada kamera tanda menyerah.

Canda kamera hehe.

"Kok kalian jadi debat sih?"

"Bacot kau!" ketus Arsy dan Bintang. Jihan memanyunkan bibirnya seketika. Tau begitu diam saja dari tadi.

"Sekali lagi selamat ulang tahun, Dave. Semoga semua keinginan lo dikabulkan sama tuhan." doa Sarah tulus pada Dave.

"Aamiin." sahut mereka serempak.

Walaupun sedang ldr Indonesia - Paris, mereka semua tetap ingat dengan hari ulang tahun Dave. Bahkan menyempatkan waktu untuk memberi selamat pada Dave dipagi hari. Walaupun sebenarnya ada perbedaan waktu yang begitu jauh.

"Dave, btw disitu pagi atau malam sih?" tanya Bintang.

"Malam disini, Bin," Dave mengarahkan kameranya pada langit di Paris.

"Yahh kita telat dong ngucapinnya padahal kita rela ngumpul pagi pagi biar bisa ngucapin bareng duluan,"

"Gapapa kali, Han kan masih dihari yang sama. Kalian ingat aja gue udah seneng banget kok."

"Aaa bang Dave sosweet deh sama kita jadi terhura." ucap Bintang dengan manja.

"JIJIK BINTANG!!" teriak mereka. Dave hanya bisa tertawa dari seberang sini.

Jadi ingin cepat balik ke Indonesia biar bisa kumpul lagi.

Di Indonesia mereka sedang kumpul di apartement Bintang seperti biasanya. Jihan dan Sarah juga ikut serta karena ajakan Arsy. Bagaimana pun Dave juga sudah menjadi bagian mereka semenjak lelaki tersebut dekat dengan sahabatnya, Anne.

"Jangan lupa makan makannya iya, Dave nanti kalau pulang. Sekalian bawa piala kayak biasanya." Dave mengacungkan jempolnya semangat.

"Fiz, perasaan lo diam aja dari tadi? Ngomong kek gitu, sariawan lo?" heran Demas.

"Gue capek pegang nih hp terus." ucapnya dengan datar.

Semua sontak menertawakan nasib Hafiz. Bagaimana tidak capek kalau dirinya saja harus menggenggam ponsel kearah atas agar terlihat semuanya dikamera. Bahkan pakai alasan tangannya saja yang panjang.

"Tangan panjang setidaknya berfungsi, Fiz." Hafiz memutar bola matanya jengah.

Tangan panjang seperti pencuri saja.

"Btw gimana olimpiade lo disana, Dave? Sukses kan?" tanya Sarah.

Bibir sudut Dave terangkat tinggi. "Sukses dong kan karena doa lo semua dari sana,"

Love Story AnneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang