09. Saling Membutuhkan

4.6K 444 23
                                    

Welcome readers,
Love Story Anne!

|| Revisi 17-11-21 ||

(。’▽’。)♡

Sesudah selesai mengerjakan semua tugas hari ini, Anne langsung merapikan meja belajar dan mempersiapkan perlengkapan sekolah untuk esok hari.

Tok! tok!

Ketukan pintu kamar mengalihkan kegiatannya. Anne meraih kenop pintu dan ketika pintu terbuka terlihat tubuh tegap dan gagah milik sang kakak. Hesa langsung nyelonong masuk begitu saja, melempar tubuhnya keatas kasur Anne.

"Ngapain?" tanya Anne.

"Gak boleh gue ke kamar adiknya sendiri?" jawab Hesa dengan mata terpejam. Anne hanya bisa menghembus nafas pasrah, melawan juga tidak ada gunanya. Malah yang ada nanti akan berdebat tidak ada ujungnya.

"Gue tidur sini ya, dek." bukan pertanyaan namun lebih tepat ke pernyataan. Ucapan Hesa mempu membuat langkah sang adik berhenti dan menoleh cepat.

"Kalau gak boleh sih gapapa." Hesa hendak berdiri namun ditahan Anne.

"Boleh."

"Yes! Gak tau kenapa gue tiba tiba kangen pengen tidur sama lo, Ann.

Hesa bangkit dari tidurnya lalu bersandar dipunggung kasur. Ia mengamati setiap pergerakan Anne yang sibuk merapikan peralatan sekolah.

"Ann, duduk sini dong!" panggil Hesa sambil menepuk kasur disampingnya.

"Bentar." Hesa mengangguk saja.

Anne melakukan ritual malamnya terlebih dahulu, mengganti baju santainya menjadi piyama, mencuci muka, gosok gigi dan pakai skincare malam. Apapun yang dilakukan adik perempuannya Hesa hanya bisa memperhatikan dari atas kasur.

Ribet banget ya jadi cewek. Batin Hesa.

Kini keduanya telah berada diatas kasur milik Anne. Hesa bergeser mendekati adik perempuannya lalu menarik kepala Anne untuk bersandar didada bidangnya. Sesekali tangannya memainkan rambut pirang sang adik.

"Lo tahu gak kalau dulu gue paling gak bisa pisah tidur sama lo, dek," Hesa terkekeh kecil mengingat masa lalunya yang susah terlepas dari Anne, adik perempuannya.

"Bahkan ayah selalu marahi gue kalau gue bawa lari lo ke kamar gue. Sampai akhirnya Gibran lahir dan bunda nasehati gue, udah saatnya gue dewasa dan tidur sendiri. Iya walaupun gue masih sering tidur di kamar lo terus ayah yang pindahin."

Anne menatap sang kakak dari bawa begitu lekat, ia mendengarkan semua cerita Hesa lontarkan mengenai masa kecil mereka. Rasanya Anne juga rindu apa lagi mengingat sosok yang menjadi sahabat kecil mereka.

Jadi kepikiran Atma lagi kan.

"Gue dulu paling takut waktu lo disuruh ayah berlatih kuda. Gue takut lo gak sekuat gue yang sering banget cedera gara gara berkuda. Gue gak mau adik kesayangan gue ini terluka," Hesa menyolek dagu Anne dengan ekspresi menggoda.

Love Story AnneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang