5

10.2K 551 5
                                    

Hai !
Klik ⭐ nya dulu yaa
Happy Reading

Setelah pulang dari rapat dan juga mengantar Mbk Lastri ke rumahnya, Iyya mampir ke pasar tradisional sebentar untuk membeli bahan masakan

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Setelah pulang dari rapat dan juga mengantar Mbk Lastri ke rumahnya, Iyya mampir ke pasar tradisional sebentar untuk membeli bahan masakan. Dia harus masak hari ini karena Orang tuanya menginap dan pulang besok.

Sampai di rumah, Iyya menyimpan sayurnya di kulkas dan menuju ke kamar untuk ganti baju. Setelah ganti baju dan rebahan sebentar di kamar, Iyya menuju ke dapur untuk memasak. Rencananya Dia akan membuat soto ayam hari ini. Meskipun hobi Iyya rebahan, bukan berarti Dia tidak bisa melakukan pekerjaan rumah. Dia bisa memasak kerena dari SMA dulu Dia sudah diajari memasak oleh Ibunya. Sebenarnya itu adalah bekal untuk kuliah di luar kota, memasak sendiri lebih menghemat biaya hidup anak kos.

"Assalamualaikum," ucap seseorang dari arah ruang tamu,

"Masak apa Mbak?" tenyata itu Hilya yang baru pulang sekolah

"Soto ayam,"

"Waah, udah matang?" ucap Hilya dengan mata berbinar karena Mbaknya memasak makanan kesukaannya.

"Udah, ganti baju sana, terus makan." Mendengar perintah Sang Kakak Hilya langsung pergi bergegas ke kamar dan mengganti baju.

Sekarang Iyya dan juga Hilya sedang berada di ruang TV. Mereka sudah selesai makan dan sekarang sedang bersantai sambil menonton kartun berkepala botak

"Tadi isi rapatnya apa Mbk?" tanya Hilya sambil focus kearah TV

"Cuma bahas mau ujian kenaikan sama persiapan nanti kelas 6 nya gimana."

"Nggak kerasa, Aku udah mau kelas 6 aja. Dan musti belajar lebih rajin." Keluh Hilya

"Ya, emang itu tugas Kamu, yang namanya murid emang tugasnya ya belajar yang giat. Kan Mbak juga sering kasih tahu."

"Iyaa,"

........

Iyya dan juga Hilya sekarang sedang dalam perjalanan pulang setelah pergi ke toko buku. Ini semua keinginan Hilya yang memaksa Iyya mengantarnya mencari buku untuk tambahan belajar. Sebelum pulang mereka mampir ke tempat penjual kue pukis, Mereka membelikan titipan Mbah Siti.

"Mbak kue pukisnya yang kacang cokelat, keju, sama cokelat keju masing masing 15 ribu ya,"

"Oh iya the sebentar ya,"

Sambil menunggu, Iyya melihat lihat sekitar. Kata Mbahnya toko kue pukis ini sudah berdiri sejak 1980-an, sekarang yang meneruskan adalah anak dari pemilik toko ini.

"Mbk, kemarin tuh ada guruku yang nanyanin mbk loh ke Aku," kata Hilya yang sejak tadi duduk anteng disampingnya

"Siapa? Tanya apa?"

"Namanya Bu Melly, Beliau tanya Mbak umur berapa terus kerja apa gitu,"

"Terus kamu jawab apa?"

"Aku jawab Mbak Iyya umur 23 tahun Bu, kerjaannya rebahan tapi uangnya banyak," jawab Hilya dengan polosnya

Mendengar itu membuat Iyya langsung menoleh kearah adiknya dan melotot tak percaya. Dia tidak menyangka Adiknya akan menjawab seperti itu. Hilya membuka aibnya yang seorang kaum rebahan.

"Kenapa Kamu jawab gitu? Bilang Mbk suka rebahan lagi. Malu-maluin Kamu."

"Ya habisnya Aku gak tahu kerjaan Mbk apa, tapi tiap Aku minta uang selalu dikasih," mendengar hal itu Iyya hanya bisa menghela nafas.

Iyya memang tidak pernah pelit kepada adik-adiknya, baik itu kandung maupun sepupu. Kalau memang ada ya akan Iyya kasih, selama tidak digunakan untuk beli yang aneh-aneh. Tapi Adik-adiknya memang tidak tahu apa pekerjaan Iyya, Mereka tahunya hanya minta uang saja.

........

Hari ini Aryan sekeluarga akan berkunjung ke rumah teman kakeknya dulu. Meskipun sang kakek sudah tiada tapi hubungan antar 2 keluarga tetap terjalin baik. Sekarang Aryan sedang menunggu ibu dan juga adik perempuannya yang lama sekali bersiap diri.

"Lama banget sih, Papa nunggu sama Mas sampai ngantuk," keluh Papa Aryan melihat Istri dan juga Anak perempuannya yang baru saja datang

"Ih Papa mah nggak ngerti urusan perempuan," balas Adik perempuan Aryan, Ayana putri Sadewa yang berusia 17 tahun

Mereka pun segera berangkat dalam satu mobil. Dirumah keluarga Sadewa hanya ada 4 orang, Orang tua Aryan, Aryan,dan juga ayana. Aryan 3 bersaudara, Kakaknya yang bernama Karina sudah menikah dan sekarang tinggal di Singapura bersama keluarga suaminya.

"Mas kamu tau nggak, Teman Kakek kamu itu punya cucu perempuan cantik loh dan sopan banget. Mama pernah ketemu sekali waktu kesana dulu." Kata Mamanya tiba-tiba, dan Aryan sudah tahu topic pembahasannya akan seperti apa.

"Semoga nanti Kamu ketemu ya, pasti kamu bakalan kepincut sama Dia." Lanjut Mamanya lagi, yang membuat Aryan menghela nafas. Ayana yang melihat itu berusaha menahan tawanya.

"Kamu jadi beli tanah yang kemarin Mas?" tanya Papanya mengalihkan pembicaraan karena tahu Aryan sudah merasa tidak nyaman.

"Jadi Pa, Mas Doni lagi ngurusin berkas-berkasnya." Jawab Aryan sambil focus menyetir

"Tempat itu emang strategis sih, deket juga sama tempat kerja Kamu,"

"Iya makanya Aryan berani ngambil dengan harga segitu."

Aryan memang memiliki rencana untuk membangun rumah sendiri. Dia berencana membeli tanah di daerah sekitar sekolah tempatnya bekerja. Aryan merasa di umurnya saat ini sudah waktunya Dia memiliki tempat tinggal sendiri untuk masa depan ketika berkeluarga nanti. 

Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan akhirnya Mereka sampai. Di depan rumah sudah ada sepasang suami istri lanjut usia yang menyambut Mereka. Setelah basa-basi saling menyapa dan menenyakan kabar, semuanya masuk dan berkumpul di ruang tamu. Ketika sedang asyik mengobrol, ada yang datang mengucapkan salam.

"Assalamualaikum," tunggu Aryan kenal anak perempuan itu,

"Waalaikumsalam, eh udah pulang Ndok sini salam dulu sama tamunya." kata Mbah Siti pada Hilya. Ya, ANak perempuan itu adalah Hilya muridnya.

"Ini Anak Ibrahim Pak?" tanya Papa Aryan pada Mbah Rusdi

"Iya Ini Anaknya Ibrahim yang nomor dua,"

"Loh Pak Aryan," kata Hilya kaget melihat gurunya ada disini

"Selamat siang Hilya," sapa Aryan pada muridnya itu

"Kamu kenal Ndok?" tanya mbah Rusdi pada cucunya

"Pak Aryan kepala sekolah di sekolah Aku Mbah," jelas Hilya

"Assalamualaikum," satu orang lagi masuk dan mengucapkan salam, dan Aryan sudah menduga akan bertemu dengan orang itu lagi.

"Assalamualaikum," satu orang lagi masuk dan mengucapkan salam, dan Aryan sudah menduga akan bertemu dengan orang itu lagi

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Jangan lupa vote share dan komen yaa
Thank You❤❤

MAS ARYANWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu