Lost 25

13 5 0
                                    

“Tidak bisa begini terus, kita harus pergi ke—“

Aishh, pergilah sendiri aku sedang tidak mood!” Hyuna sedikit berteriak dan melepaskan tangan Baekhyun yang tiba-tiba meraihnya. Baekhyun merasa tidak enak dengan perubahan sikap Hyuna hari ini.

“Kita berdua memerlukannya Hyuna. Ikuti saja perintah suamimu ini, setelah itu jawab perkataan mereka dengan baik. Mengerti?” tanya Baekhyun mengarahkan.

“Baekhyun, jika kita saja pergi ke sana. Itu berarti hampir semua orang perlu pergi ke psikolog. Astaga, kau pikir diriku ini apa? Sekalipun aku memiliki gejala yang kau sebutkan tadi, apa namanya?” Hyuna menghentikan ucapannya sejenak.

“Kepribadian ganda,” jawabnya dengan datar.

Nah! Aku tidak pernah mengalaminya, Baek. Lihatlah, aku sehat dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda tersebut. Orang tuaku membesarkan anaknya dengan baik. Mereka selalu memberiku kasih sayang dalam mengurusku. Orang tuaku ....” Perkataan Hyuna terhenti ketika mengingat orang tuanya. Sudut bibirnya diturunkan khas orang yang sedang menahan tangis.

Ya! Hyuna, jangan menangis, eoh? Jika begini caranya aku kan juga ikut rindu dengan kedua orang tuaku.” Baekhyun kembali berujar seraya mendekati Hyuna yang masih menunduk dan menahan isak tangisnya. Kenapa hari ini rasanya Baekhyun sangat sensitif terhadap perasaannya. Padahal dulu ketika Hyuna bercerita mengenai orang tua, Baekhyun hanya bisa diam ikut bersedih, tetapi tidak sampai seperti ini.

“Orang tuamu ada di rumahnya dan mereka bisa saja sekarang sedang senam sehat. Jangan seperti itu,” seloroh Hyuna memeluk tubuh Baekhyun. Tidak mengerti dorongan apa yang ada di dirinya sampai-sampai berani memeluk pria itu. Iya, Baekhyun suaminya. Namun, sekali lagi pria itu sama sekali tidak tahu siapa Hyuna.

Tanpa disangka, Baekhyun malahan membalas pelukan sang wanita. Hingga akhirnya Hyuna semakin menenggelamkan wajahnya ke dada Baekhyun. Mereka sama sekali lupa jika sedang dalam posisi yang sedikit ambigu. Tidak menyadari jika pintu kamar tiba-tiba terbuka.

“Baekhyun ... Hyuna ... kalian tidak apa, ‘kan?” tanya ayah Baekhyun menyadarkan keduanya. Hyuna dengan segera melepaskan pelukannya begitu pula dengan Baekhyun. Menyisakan suasana canggung di antara keduanya.

“Ibu dan Ayah kapan sampai di sini?” Pertanyaan itu terlontar dari mulut Baekhyun. Menandakan keterkejutan yang sedang ia alami. Kedua kalinya bergerak maju untuk mengambil barang yang ayahnya bawa.

“Kami baru saja sampai dan mendapati posisi kalian yang sangat aneh. Alhasil, kami hanya diam tanpa mengatakan apa pun. Apakah kalian baru saja menangis?” cerocos ibu Baekhyun memperhatikan dari atas ke bawah wujud putra tunggalnya.

Tidak ada yang aneh, hanya saja mengingat setiap mereka datang ke sini, Baekhyun terlihat berbeda dari sekarang. Emm, bisa dibilang pria itu tampak lebih baik? Entahlah, bagaimana cara Hyuna menjinakkan Baekhyun kali ini. Sebab, ketika bersama Sebin Baekhyun lebih seperti orang yang pendiam. Padahal nyatanya Baekhyun adalah orang yang cerewet dan sedikit unik. Entah dosa apa yang mereka perbuat pada masa lalu sampai-sampai putranya berubah seperti ini.

“Ibu, kami tidak melakukan apa-apa, tolong jangan salah paham,” jelas Hyuna menjawab seluruh pertanyaan yang mereka pikirkan. Tolong jangan sampai kedua orang ini berpikir jika mereka sedang melakukan hal yang tidak-tidak. Bisa hancur reputasinya sebagai menantu idaman. Tahu sendiri bukan, jika Hyuna adalah orang yang menjunjung tinggi image baik di hadapan mertua. Walaupun Baekhyun telah mengetahui sikap asli Hyuna, seharusnya pria itu tidak menjadi bocor. Awas saja jika Baekhyun berkata kepada orang tuanya mengenai Hyuna.

“Kami tidak pernah berpikir kalian melalukan apa-apa, hanya saja posisi kalian sebenarnya agak ... sudahlah. Lebih baik, keluar dari kamar. Ibu sudah membuatkan beberapa lauk dan kimchi. Nanti menjelang malam kita pergi membeli tteokbokki, ingat tidak ada penolakan sama sekali,” tegasnya meninggalkan Hyuna dan Baekhyun di kamar ini.

Lost (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang