Lost 2

51 8 1
                                    

Menikah.

Satu kata yang seharusnya tidak dilakukan dengan main-main. Karena pernikahan mengharuskan mereka mengucap janji di hadapan Tuhan. Walaupun begitu, Baekhyun melanggarnya.

Dia menikah dengan orang asing yang tak pernah dikenalnya. Rasanya aneh, sangat aneh malah. Perasaan yang tidak pernah dirasakan oleh pria itu. Seolah ada yang mencengkeram erat perutnya sampai ia merasa tidak nyaman. Dan rasa tidak nyaman itu disebabkan oleh satu wanita.

Butuh waktu dua bulan untuk mempersiapkan hal ini. Mulai dari perceraiannya dengan Sebin. Hingga membicarakan persoalan ini kepada orang tuanya. Sungguh, Baekhyun pun tidak ingin melakukan pernikahan tanpa didasarkan cinta seperti ini. Namun sayangnya ia goyah, otaknya yang berpikir logis mengatakan sebaliknya.

Menikahlah.

 Kata itu yang ia dengar dari kepalanya.

Terlebih lagi orang tuanya sama sekali tidak menaruh curiga terhadap Baekhyun. Hanya berkata singkat dan menyetujui semuanya.

Baik Hyuna dan mantan suaminya sama-sama tidak memiliki saudara dan sendirian di Seoul. Hingga mereka bertemu lalu menikah. Hidup bersama selama dua tahun.

L O S T

Dua bulan yang lalu ....

“Apa maksudmu?” Baekhyun menjauh beberapa langkah dari Hyuna. Memicingkan matanya sembari tetap melangkah, meski perlahan. Hyuna sendiri malah berjalan mendekati Baekhyun. Berusaha untuk menjelaskan apa yang ia maksud.

“Mari menikah. Kau perlu berlindung dari orang tuamu, sedangkan aku perlu orang untuk melindungiku. Siapa namamu tadi ... Baekhyun, ‘kan? Sebelumnya kau berkata bahwa ingin bercerai dengan istrimu. Sekarang ceraikan dia, dan menikahlah denganku, tanpa cinta. Seharusnya orang asing lebih baik daripada dengan teman sendiri,” tutur Hyuna berusaha menjelaskannya kepada Baekhyun. Walaupun ia tidak tahu apakah pria ini akan menyetujuinya.

“Bukankah kau pikir ini adalah ide yang sangat buruk? Ditambah suamimu—maaf—baru saja ‘pergi’.” Untuk sejenak Hyuna terdiam. Berusaha mencari kata yang pas untuk membalas perkataan Baekhyun.

“Sejujurnya aku juga sedikit tidak yakin. Namun, kita bisa melakukannya. Kau juga memerlukannya bukan? Aku perlu kau, dan kau perlu aku. Sebenarnya, kita bisa mencari orang lain, tetapi situasi yang mendukung membuatku semakin yakin. Aku merasa bersalah dengan mendiang suamiku. Maka dari itu, beri aku waktu selama dua bulan.” Hyuna berucap mantap.

Sorot kekhawatiran perlahan muncul dari wajah Baekhyun. Memikirkan apakah harus mengikuti ide gila dari wanita yang tidak dikenalnya ini. Dia memutar otak dan mengisi dengan berbagai kemungkinan agar bisa memilih keputusan dengan tepat.

Di samping itu, ia saat ini masih bingung akan memberikan alasan apa untuk orang tuanya. Mungkin memang ayah dan ibunya tidak terlalu peduli akan hal ini. Namun, terkadang mereka akan menanyakannya asal-usul kekasih Baekhyun. Itulah hal yang biasanya pertama kali orang tua Baekhyun lakukan saat bertemu dengan wanita pilihannya.

“Dua bulan, tunggu hingga dua bulan. Satu bulan pertama aku akan mengurus perceraian setelah itu mempersiapkan hal lainnya.”

Dan setelah berkata demikian Baekhyun meminta nomor telepon Hyuna. Mereka harus saling berdiskusi selama dua bulan. Bagaimanapun juga, Baekhyun tetap harus mencari dengan benar tentang identitas Hyuna, apakah dia betulan serius dan bukan orang yang ingin macam-macam dengan Baekhyun.

Karena sejujurnya—tidak berniat untuk sombong—tidak hanya satu dua wanita yang menyukai Baekhyun. Banyak sekali orang yang mengidam-idamkan wajah tampannya.

Lost (Republish)Where stories live. Discover now