Lost 20

13 6 5
                                    

“Astaga, kenapa aku menjadi sangat sentimental?!” Hyuna sedikit berteriak. Tangan kanannya digunakan untuk memukul kepala sendiri.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Baekhyun kembali kebingungan. Tidak bisa dipungkiri lagi jika Hyuna adalah wanita terunik yang Baekhyun temui. Mood yang berubah dengan cepat ditambah pola pikir aneh miliknya. Tidak seaneh itu juga sebenarnya karena ia juga menyetujui beberapa perkataan Hyuna.

“Tidak ada! Oh, sepertinya pesanan kita sudah datang,” ucap Hyuna mengalihkan perhatian dengan meninggalkan Baekhyun. Padahal pria itu sama sekali tidak mendengar bel apartemen berbunyi.

L O S T

“Kenapa kau berada di sini?” Pertanyaan itu Hyuna lontarkan kepada Baekhyun ketika melihat pria tersebut duduk di balkon sendirian, menatap langit malam.

“Tidak ada,” jawabnya tanpa mengalihkan pandangan sama sekali. Hyuna ikut duduk di sebelah Baekhyun, memperhatikan apa yang sedang pria itu perhatikan juga. Tidak terlalu menyenangkan sebenarnya, udara Seoul tidak pernah lolos dari debu halus serta polusi lainnya. Membuat Hyuna merasa kurang nyaman duduk di tempat ini. Bahkan, di pagi hari sangat jarang menghirup udara segar. Mungkin sesekali akan ada hari di mana polusi tidak memenuhi udara. Namun hal itu jarang sekali terjadi, ditambah kendaraan yang makin hari makin memenuhi jalanan.

“Apa yang lebih kau suka? Bulan atau bintang?”

Emm, tentu saja bulan, benda langit itu jauh lebih terang ketimbang bintang-bintang kecil di langit.” Hyuna menjawab pertanyaan Baekhyun. Menatap pria di sampingnya yang kini sedang melihat langit dengan tatapan sendu miliknya.

“Bodoh, tentu saja bintang jauh lebih besar dan terang daripada bulan. Asal kau tahu, matahari itu termasuk bintang. Hanya karena jaraknya jauh, bintang-bintang itu terlihat kecil. Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah matahari bukanlah bintang yang cukup besar jika dibandingkan dengan yang lainnya,” jelas Baekhyun yang langsung membuat Hyuna mangut-mangut.

Wah, aku baru mengetahui hal itu,” ucap Hyuna masih dengan tampang terkejutnya.

“Namun, bukankah itu berarti tidak ada bintang lain di tata surya selain matahari?” Baekhyun sontak mengangguk.

“Tentu saja, hanya ada satu bintang di tata surya kita, matahari. Bahkan bintang terdekat dengan matahari sangat jauh dengan tata surya.” Baekhyun kembali menjelaskan.

“Kau tidak pernah belajar di sekolah, ya?” Baekhyun menatap Hyuna dengan tatapan mengejek. Padahal yang baru saja dijelaskan Baekhyun adalah hal-hal yang dipelajari saat di sekolah dasar. Bagaimanpun, Baekhyun tidak dapat menyalahkan Hyuna. Sebab, tidak semua orang bisa belajar dengan baik. Kapasitas orang berbeda satu sama lain.

Ralat, bukan tidak bisa belajar dengan baik, tetapi kemampuan setiap orang itu berbeda. Ada yang gemar matematika, ada juga yang membencinya. Sayang sekali seluruh siswa kini harus menguasai semua pelajaran yang ada. Hingga akhirnya mereka melupakan hal terpenting jika sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu dan mengembangkan bakat, bukan tempat untuk mencari nilai mata pelajaran. Mungkin juga inilah penyebab anak-anak zaman sekarang tidak memiliki cita-cita. Di sekolah mereka hanya belajar, belajar, dan belajar untuk mendapat nilai.

“Bukan tidak belajar, tetapi aku melupakannya. Lagi pula, aku datang ke sekolah untuk bersosialisasi. Masalah pelajaran itu bisa dipikirkan nanti,” elak Hyuna.

Lost (Republish)On viuen les histories. Descobreix ara