BAB 33✓

24.6K 3.8K 358
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

    Fera berhenti di semak-semak, giginya menggertak kala melihat ketiga pria bodoh tengah bertarung dengan monster itu. Wanita itu telah menebak ini akan terjadi.

Matanya kini mencari ke segala arah, kemudian menyunggingkan senyum senang saat mendapat keberadaan Robi. Perlahan-lahan Fera dengan kaki yang menjinjit ia mendatangi tubuh Robi.

Memeriksa beberapa luka yang cukup parah ditubuh pria itu.

"Gawat!" Ucap Fera menepuk keningnya sendiri, lalu menarik rambut panjangnya kebelakang.

"Ini benar-benar gawat."

Fera tidak bisa bertindak sendiri atas Six, atau lebih tepatnya arwah dari gabungan raja iblis sebelum-sebelumnya, ia langsung mengetahuinya dari sesuatu yang menancap dileher Six. Sebuah tanda atau simbol kerajaan iblis dari jaman-jaman dahulu kala. Ini adalah tugas Robi sebagai calon raja iblis. Memikirkannya membuat Fera sakit kepala dan ingin sekali menghancurkan apa saja.

"Bagaimana aku menyadarkannya?" Monolognya memandang tubuh Robi.

"Haish....! Apa aku perlu memakai topeng yang berwajah Robi lalu melawan monster itu?" Tanya Fera pada dirinya.

"Kalau benar sekalipun begitu, aku tidak memiliki topeng wajah Robi. Lagi pula siapa yang akan menjual topeng wajah orang di dunia ini?" Tangannya lagi-lagi mengacak rambut frustasi. Fera akhirnya menemukan jalan buntu. Bila ia tidak bertindak juga, kemungkinan ketiga pria itu akan mati disini atau lebih tepatnya dirinya?

Ketiga pria itu? Fera yakin mereka bertiga sangat kuat dan dapat melindungi diri mereka sendiri. Dia? Dengan tubuh lemah ini? Jangan harap untuk hidup.

"Baiklah mari berpikir..." Fera terus memikirkan seputar rencana didalam otak cerdiknya. Namun, tidak ada satupun rencana yang menguntungkan untuknya.

Akhirnya Fera memilih untuk kembali ke camp kedua untuk mencari barang yang bisa ia gunakan untuk membangunkan Robi, pria yang sangat menjadi beban untuk Fera sekarang.

Kaki mungilnya yang lemah lagi-lagi harus berlar dan kakinya sudah mulai memerah karena terlalu lama dibawa lari. Nafasnya juga semakin lama, semakin terbang ke angkasa. Apakah ia akan mati karena ini? Tentu saja wanita itu tidak sudi mati dengan menjadi orang bodoh yang mempertaruhkan nyawanya hanya demi seorang pria yang kalah dengan lawannya sendiri.

"Oh, Robi berterimakasih lah karena kau masih ku butuhkan!" Setelahnya Fera berdecak dan mengeluarkan umpatan kasar dari dalam mulutnya.

...

"Kenapa kembali?" Tanya seseorang yang berhasil mengagetkan Fera yang tengah mengatur pernapasannya. Matanya melotot horor kala orang tersebut membawa sebilah pedang ditangannya dan bersiap melayangkan pedang tersebut kearah lehernya.

Antagonis princess:HayenaWhere stories live. Discover now