BAB 15✓

41.7K 6.1K 710
                                    

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

.
.
.
.

"Kau gila!"

"Tidak, aku tidak gila.."

"Darriot hentikan pemikiran gila mu itu!"

"Tapi aku tak mau kehilangan Hayena!"

Perkataannya sontak membuat Callioer dan Wild terdiam. Ya, walau mereka akhir-akhir ini sudah dekat dengan Hayena bukan berarti mereka siap mengorbankan nyawa mereka demi wanita itu.

Namun, mendengar perkataan Darriot membuat hati mereka tersentil.

Callioer juga memiliki keinginan menyelamatkan nyawa Hayena, tetapi dia adalah kaisar. Nyawanya lebih penting daripada nyawa seorang wanita yang bahkan bisa dibilang bukan siapa-siapanya.

Wild sama tertohok mendengar perkataan Darriot. Tapi Wild juga sama, masih lebih mementingkan dirinya sendiri. Baginya Hayena hanya wanita yang hadir untuk sementara dalam kehidupan mereka.

Tetapi entah mengapa Wild dan Callioer mati-matian menepi pemikirannya sendiri.

Memang mereka bilang Hayena bukan siapa-siapa. Namun, hati mereka bilang Hayena bagian besar hidup mereka.

Kehilangan Hayena sama saja dengan kehilangan sebelah jiwa mereka. Lebay bukan? Tapi memang itu kenyataannya.

Lalu harus bagaimana mereka?

"Bawa Hayena pergi, Darriot. Ku percayakan dia padamu," ujar Callioer dengan wajah masam. Callioer benci dimana saat ia harus menyerahkan Hayena pada... anggap saja Darriot orang lain dan begitulah perasaannya. Walau untuk keselamatan wanita itu tetap saja Callioer tidak terima.

Wild tanpa patah kata lagi langsung meninggalkan kamar Hayena. Mengapa hatinya berdenyut sakit? Ini bukan dia yang selama ini hanya bisa berhati dingin.

"Kau tak perlu mengatakan itu padaku karena aku pasti akan melindunginya."

Callioer menghela nafas panjang lalu pergi menyusul Wild.

Setelah kepergian mereka berdua Darriot bersiap mengangkat tubuh Hayena di punggungnya dengan dibantu para pelayan.

Agar tubuh Hayena tidak mudah jatuh, para pelayan mengambil sebuah selendang dan mengikatnya melingkari tubuh tuan nya hingga memastikan kain tersebut telah melekat erat.

Sudah mendapat posisi nyaman Darriot mengeratkan kain sejenak dan bersiap pergi melompat lewat balkon kamar Hayena.

Sebelum pergi tabib yang memeriksa Hayena mengucapkan sesuatu yang membuat Darriot mengangguk mengerti.

Antagonis princess:HayenaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora