BAB 18✓

36.1K 5.6K 291
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Suasana yang begitu dingin membuat bulu kuduk Fera meremang. Malam hari yang penuh rintangan ini mengingatkannya akan masa lalu.

Keputusan Callioer membawa Hayena kemedan perang. Tentu dia akan menjaga Hayena dengan sangat ketat. Callioer membawa Hayena tanpa sepengetahuan keempat sahabatnya. Biarlah waktunya kini ia bersama Hayena.

"Apa aku nanti juga ikut perang?" tanya Fera mendongakkan kepalanya.

Callioer memaksanya untuk naik di kuda yang sama dengannya. Ia kini duduk di pangkuan Callioer yang sibuk menuntun arah jalan kuda.

Menyebalkan. Itulah satu kata yang tersemat di dalam dirinya. Fera sudah mati-matian menolak, tapi bukan Callioer namanya kalau bukan seorang pemaksa.

"Enggak!"

"Why?"

"Kau cukup membuat strategi didalam tempat yang aman."

Tapi Fera benar-benar ingin menguji kekuatannya. Ia takut kekuatan dan keahlian bertarungnya hilang karena sudah tidak pernah dilatih lagi.

"Aku mau ikut perang Callioer!" kekeuh Fera menatap tajam Callioer. Untung mereka berjalan paling depan, mungkin saja jika para prajurit melihat tatapan kurang ajar Fera, ia akan langsung dibunuh.

"Kau tidak ingin aku melumat mu disini kan?" ancam Callioer berubah datar dengan mata berkabut.

Baiklah. Fera kalah.

Dia hanya bisa memalingkan wajahnya kesamping. Mengigit bibirnya kuat. Kalau saja dia lebih kuat dari iblis ini.

Perlahan Fera menarik nafas untuk meredakan emosinya.

"SEMUANYA SEBENTAR LAGI KITA AKAN BERISITIRAHAT!" ujar Callioer yang langsung di sahut beribu pasukan dibelakangnya.

Fera mengernyit. "Bukankah ini terlalu cepat untuk istirahat?"

Callioer menyeringai penuh arti. "Menurut mu?"

Raut wajah Fera berubah masam. Seharusnya ia tau kalau Callioer tidak pernah main-main dengan ancamannya. Tapi bukankah dia sudah tidak membicarakan soal perang lagi?

Callioer benar-benar licik!

"Callioer ku peringatkan kau!" ujar Fera mendesis dengan mata yang sudah memperlihatkan permusuhan membuat Callioer semakin tidak sabar mencicipi bibir itu.

Antagonis princess:HayenaWhere stories live. Discover now